Langsung ke konten utama

Film

gue bukan movie buff, bahkan terhitung pemilih banget kalo soal film, mangkanya gue paling senang baca resensi film biar tau mana yang bagus mana yang enggak.. ga heran gue suka kecewa berat kalo ternyata resensi yang gue baca menipu: bilangnya oke taunya jelek..

sampai sejauh ini sih gue selalu puas dengan film pilihan gue... meski begitu kadang gue gak bisa menghindarkan untuk nonton film yang terpaksa ditonton...

kaya yang berikut ini nih, kepaksa banget deh nontonnya (karena diajak teman atau karena ga ada film yang "lebih bagus" saat itu) tapi ternyata worth to watch!

1. moulin rogue (awalnya gue pengen nolak waktu diajak, abis yang bikin baz (siapa gitu yang bikin romeo & juliet) lagian gue ga begitu suka film musikal yang latarnya kehidupan orang-orang teater gitu, tapi ternyata? stunning! that's one of the best musical i've ever seen!)
2. harry potter and the chamber of secrets (gue pernah mencoba membaca bukunya tapi cuman tahan satu halaman doang! tapi sejak nonton HP seri dua gue melahap HP sampe buku kelima dan craving buat nonton HP and goblet of fire!)
3. star wars III: revenge of the sith (awalnya penasaran kaya apa sih star wars yang sering diomongin orang itu, nyatanya emang bagus sih dan gue sedang mencoba untuk menonton seluruh serinya lewat Anteve hehehe)

tapi ga semua film yang terpaksa gue tonton itu bagus, cukup banyak yang nga...

1. film dramanya harrison ford (ampuuuun ga ada bagus2nya, udah gitu si bagoes yang maksa-maksa untuk milih ni film malah tidur sepanjang waktu! sialan! abis tu cowok di kutuk2in anak-anak hihihihi)
2. 12 AM (gue kapok nonton film horor indonesia lagi!)
3. serendipity (biar kata orang romantis tetap aja absurd!)

gue yang jarang nonton bioskop aja udah punya tiga film yang nyesel udah ditonton, gimana yang tiap minggu nonton? hehehe

Komentar

  1. hmmm.. gw sampe sekarang belum nonton Moulin Rouge.. bagus ya? ...jadi penasaran.. :p

    BalasHapus
  2. moulin rouge emang bagus apalagi pas nicole-nya mati. tapi star wars ma HP gue gak kepengen tuh. meski udah coba nonton thrillernya. kalo 12 AM kayaknya kenal tuh. Pan ente ngakak mulu disamping gue. ngeliat hantu bisa smsan ma napsu ciuman. hahahahha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Mantan Atlet

Kalau ngliat nasib mantan atlet di Indonesia, suka prihatin. Gimana nggak? Baca ini deh. Nasib Mantan Atlet Dahulu Jaya, Kini Merana Meliyanti Setyorini - detiksport Sukarna (Detiksport/Meliyanti) Jakarta - Wajar jika atlet tidak menjadi profesi yang populer di Indonesia. Bagaimana tidak jika profesi ini tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Untung pemerintah sudah mulai peduli. Sukarna, Surya Lesmana, Budi Kurniawan dan Nico Thomas adalah para mantan atlet yang pernah berjaya di masa mudanya. Sukarna merupakan peraih medali perunggu cabang lempar lembing di Asian Games 1958 di Jepang. Surya Lesmana merupakan mantan pesepakbola top yang pernah wara-wiri di tim "Merah Putih" era 1963-1972. Prestasinya antara lain, juara Merdeka Games tahun 1968, Kings Cup di Bangkok tahun 1969 serta Lions Cup di Singapura pada tahun 1970. Budi Setiawan pun pernah mengharumkan bangsa di luar negeri. Dia tercatat sebagai juara dunia tae kwon ...

Capello

Dari banyak pelatih sepakbola ngetop di dunia ini, Fabio Capello mungkin layak disebut sosok yang paling kontroversial. Biar banyak menuai kecaman, dia tetaplah pelatih hebat dengan segudang prestasi

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...