Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label life

Life is What Happens When You're Busy Making Plan

Wah, sudah bulan Desember lagi. Apa kabar resolusi tahun ini? Hmm, let me remember. Tahun ini saya cuma punya tiga resolusi. Tapi ketiganya terkait satu sama lain. Sengaja membuat seperti itu karena resolusi tahun ini sangat besar. A milestone. Number one checked, number two checked. Number three? Sampai menjelang akhir tahun ini, yang ketiga tampaknya masih harus menunggu...... tahun depan. Mungkin. Sedihnya saya nggak punya rencana cadangan. Kali ini tampaknya sifat terlalu terencana saya mulai terasa efeknya. Buruk. Karena membuat hidup terasa kurang bergairah. Mungkin saya harus berhenti membuat rencana. Mungkin seharusnya saya mendengarkan kata John Lennon: That life is what happens when you're busy making plan.

Tentang Undangan

Dua tahun terakhir, gue lumayan akrab sama yang namanya undangan pernikahan. Sampai pertengahan bulan Januari ini saja, misalnya, gue sudah menghadiri dua dari empat undangan pernikahan. Dari keempatnya, dua diantaranya ada undangannya. Atas nama ayah, sih, jadi adiknya eyang dan tante tetangga rumah itu mengirimkan undangan. Dulu, tanda kita diundang ke suatu acara adalah menerima undangannya. Biasanya dikirim lewat pos. Tapi sekarang jaman sudah beda. Tempo hari itu, teman gue yang satu ngundang via SMS, sementara yang lain ngundang lewat milis. Kalau dipikir-pikir kayaknya lebih banyak undangan pernikahan yang gue terima lewat SMS, milis, atau dari mulut ke mulut. “Mel, datang yah ke resepsi pernikahan kami hari A di B jam C, ditunggu kedatangannya, anu dan anu,” begitu petikan salah satu undangan pernikahan yang gue terima via SMS. Kalau dari milis atau e-mail biasanya scan -an undangan sebenernya. Kadang sampai sama foto-foto yang ada di undangan (kalau ada) dan denah lokasi...

Perut, oh, Perut

Akhir2 ini gue lagi resah gelisah melihat kondisi perut gue. Bukan apa2, duluu, gue gak pernah bermasalah dengan bagian yang satu ini. Gimana enggak kalo berat badan gue gak pernah melebihi angka 40 kg. Tapi setelah kerja, tahu makanan enak, doyan jalan-jalan hingga membuat bodi capek (dan efeknya makan buanyak) badan gue menggemuk. Kenaikan beratnya pun signifikan: 5 kg! Kalau yang menggemuk rata sih gak masalah, nah ini, bagian perut doang! maleees banget nggak siih! Sebetulnya udah setengah tahun terakhir ini gue menyadari perut gue makin membuncit.  Tapi baru dua bulan terakhir gue merasakan dampaknya pada diri gue sendiri dan orang2 lain yang kebetulan sering memperhatikan penampilan gue. Salah satu dampaknya terjadi bulan November lalu waktu gue dan keluarga mo ke pesta pernikahan anak teman ayah di Bogor. Waktu itu gue mutusin pake kebaya broken white dan rok yang udah jadi pasangannya. Seinget gue, waktu masih langsing (ehm hehehe)  itu rok PAS banget di pi...

Being a Gentleman: Is it Hard?

Kata tokoh Adam di film 'Blast from The Past', gentlemen adalah ‘orang-orang yang mampu membuat orang di sekitarnya nyaman’, Adam di film tersebut me-refer pernyataannya untuk seorang tokoh gay di film tersebut. Jadi, meski gay, ia pantas disebut gentlemen karena sikapnya yang begitu menyenangkan Di kehidupan nyata, apalagi di Jakarta, cukup sulit menemukan gentlemen seperti definisi Adam. Contoh gampangnya kalau kita naik kendaraan umum saja. Nggak jarang di kendaraan umum gue ngliat betapa banyak banget orang (laki-laki, anak muda) yang sulit sekali memberikan tempat duduk untuk orang tua, ibu hamil, perempuan bawa anak, atau golongan lain yang semestinya dapat duduk. Tapi di suatu pagi gue menemukan seorang gentlemen dalam diri seorang ibu paruh baya. Kopaja yang biasa gue tumpangi dari Cilandak ke kantor pagi itu cukup padat, but I’m lucky to find a gentlemen that offered me a seat. Beberapa meter kemudian si gentlemen itu kemudian dapat tempat duduk lagi, dan ia duduk,...

Music is My Life

Waktu bikin tulisan ini gue lagi dengerin ‘i cant smile without u’ yang dinyanyiin barry manillow… it’s my favourite song of all time!…. bicara selera musik gue itu susah-susah gampang.. susahnya karena gue sendiri gak bisa menggabungkan selera musik gue dengan satu kalimat.. klo gampangnya karena selera musik gue juga selera musik banyak orang… tapi sebelum ngomongin selera, kudu bicara pertama kali mengenal musik…. agak malu nih bilangnya… soalnya lumayan telat banget bo…. kelas 1 smp…. tengs to my beloved friends at smp 49… dan lo tau apa musik kegemaran gue kala itu INDICENT OBSESSION! omigod…… tau kan lagu fixing a broken heart lady rain yup thats my (atau our) favorites… yang lucu jaman dulu gue sama temen2 skolah gue suka sok karaokean di tempat salah satu temen gue nyanyiin lagu2nya IO…. sambil gegayaan pula kaya penyanyi prof hehehe dasar abege…. pas jaman boy band itu lewat tahun berikutnya gue dikenalin sama musik alternatif… awalnya green day, trus nirvana, pearl jam, s...

Does Money Really Matters?

Pertanyaan ini pop-up di kepala gue setelah nonton film JIFFEST yang judulnya ‘machuca’… jadi ni film bercerita soal persahabatan dua pemuda berbeda kelas… si daniel (sebut saja begitu karena gue lupa namanya =D) yang anak pengusaha kaya dengan pedro machuca si miskin anak tukang cuci… karena bersetting di santiago, chili, sekitar tahun 1960-an film ini nampilin perbedaan kelas yang sangat ekstrem, bahkan partai politik pun berafiliasi dengan kelas.. klo pilih partai A berarti kaum borjuis (orang kaya-maksudnya) sementara kalo pilih partai B berarti pro orang miskin… dan anak2 12 tahun seumuran pedro dan daniel udah tau itu sejak usia dini… mereka sempat nyuekin (si daniel main bareng di tepi sungai perumahan kumuh sementara pedro nyoba sepeda dan sepatu keds merk adidas yang sangat langka punya daniel) tapi keadaan mengalahkan persahabatan mereka… adegan paling ngenes terjadi menjelang akhir film…. waktu daniel ngdatengin perumahan kumuh tempat pedro tinggal, kebetulan lagi ada ...

Harga-Menghargai

Suatu malam gue nebeng pulang ke rumah dengan seorang teman.. naik motor.. it is not the first time gue nebeng motornya tetapi suatu kejadian di pengkolan jalan raya ibukota itu membuat gue berpikir.. ceritanya waktu itu jalanan lagi macet banget, mobil pada ngantri, motor apalagi, pokoknya jalanan semrawut lah… pas lagi bergelut dengan kemacetan itu ada mobil barusan keluar dari kantor gede di pinggir jalan… karena jalanan macet stuck-lah si mobil di belokan.. temen gue yang bawa motor langsung mencak-mencak "aduuuh egois banget sih ni mobil…." reaksi gue cuman satu yaitu bertanya "egois kenapa sih" setelah temen gue itu dengan ‘kreatifnya’ ngunain trotoar buat jalan motornya gue baru ngeh "o…si timor item itu egois karena ngalangin jalan motor" setelah belokan itu gak lama kita nemu belokan lagi…. keluarlah mobil lain dari belokan itu… lagi2 temen gue ngamuk dengan omongan yang sama dengan yang pertama, tapi kali ini omelannya lebih panjang "d...

Gue Ga Ngekos Lagi

Setelah tiga bulan ngekos akhirnya gue mutusin untuk berhenti... mulai bulan depan i'm going to be at home again... enak ga ya? well, coba kita itung-itung untung ruginya... ruginya kalo ngekos... pertama, borossss!!! udah ga perlu diperdebatin lagi, ngekos kan sama aja dengan beli makan sendiri, bayar transportasi sendiri dan bayar penginapan sendiri jadi udah pasti pengeluaran lebih besar ketimbang di rumah, yang notabene makan dibayarin dan ga pake bayar buat nginepnya... kedua, homesick , duh malu juga nih ngomongin yang satu ini, tapi harus diakuin kalo sulit ngilangin kebiasaan yang udah akrab kita lakuin di rumah sendiri, apalagi kalo kebiasaan itu baru aja numbuh...misalnya ngebantuin nyokap masak :p *huahahaha booong bangettt untungnya kalo ngekos... pertama, jadi lebih mandiri, udah jelaslah... ga ada pembantu yang bisa dimintain tolong... kedua, bisa pulang malem (dengan catatan punya kunci gerbang kosan dan ga punya ibu kos yang bawel hehehe), ketiga, punya pri...