Langsung ke konten utama

My Name Is....

Udah lama banget nggak update blog ini, sementara belum ada ide brilian, jadi sekarang gue mau berbagi cerita yang nggak penting aja, ya, hehehe...

Gara2 di-assign kantor untuk ngurusin website komunitas, jadilah gue beberapa bulan belakangan ini mempunyai teman2 baru dari dunia maya. Belum kenal secara pribadi, tapi kayak sudah kenal lama karena hampir tiap hari komunikasi di forum dan (sama beberapa orang) YM.

Singkat cerita, gara2 berinteraksi sama mereka sekarang gue seakan punya nama panggilan baru (tapi lama). "Eh, je"..., "Ini, lho, je"..., "Gue punya usul, je...". MJ (baca: emje). Keren, ya :P. Berhubung lagi pengen nostalgila, berikut ini sekilas asal-usul inisial keren gue itu (cerita sudah diedit :D).

Jaadi, suatu ketika di jaman masih gue masih SMP kelas dua, gue sedang nonton MTV ( gue masih inget  nama acaranya MTV Jamz dengan VJ (yang doloo kondang) bernama Mike Kaseem. Waktu itu Mike lagi mau present video clip-nya Michael Jackson yang judulnya Jam. Terus ngemeng-lah dia kalau klip ini menampilkan Michael Jordan (idola ogut nieh :P). Nah, di akhir "presentasinya" Mike ngomong, "Sekarang kita saksikan MJ featuring MJ dengan Jam". Abis gitu keluarlah video klip yang menurut gue adalah klip paling t.o.p dari seorang Michael Jackson.

Sounds biasa, ya? Mungkin buat elo, ya, tapi buat gue efeknya dahsyat. Gara2 closing dari Mike Kaseem gue instantly thinks MJ adalah inisial terkeren di seluruh dunia. Kebetulan, nama gue bisa diutak2 jadi ada unsur M plus J-nya. Waktu itu di pikiran gue, siapa tahu bisa sesukses oom Jordan dan oom Jackson (dreaming mode on).

Dari awal inisial itu sebetulnya cuma buat keren2an aja, karena nggak pernah gue dengan pede-nya memperkenalkan diri sebagai MJ. Tapi karena keseringan nulis inisial itu di buku, kertas, paper2 (makalah), sahabat2 gue jadi ikut2an.

Sekarang, karena kadung memakai nama samaran tersebut, teman2 dunia maya pun mengenal gue sebagai MJ. Though i love it, untuk sebagian besar orang gue akan tetap dikenal sebagai Mely, Melcuy, M (baca: em), Mbak, Nduk (Ibu mode on). Whatever you like, deh :D

Komentar

  1. Ok dech Mel eh salah MJ

    akhirnya nongol lagi di MJ (baca multiply Juga)
    hahahahahahhahahahaha

    BalasHapus
  2. aku panggil kamu Nong ah..... :D

    *pakabar? baikkan?*

    Jabat Erat ya!

    BalasHapus
  3. @ ongko: nong, dari jenong ya??! kabar baik, mas :d
    @ rahma: oya, gue kelupaan, abis cuma lo aja yang manggil gue melsky

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Mantan Atlet

Kalau ngliat nasib mantan atlet di Indonesia, suka prihatin. Gimana nggak? Baca ini deh. Nasib Mantan Atlet Dahulu Jaya, Kini Merana Meliyanti Setyorini - detiksport Sukarna (Detiksport/Meliyanti) Jakarta - Wajar jika atlet tidak menjadi profesi yang populer di Indonesia. Bagaimana tidak jika profesi ini tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Untung pemerintah sudah mulai peduli. Sukarna, Surya Lesmana, Budi Kurniawan dan Nico Thomas adalah para mantan atlet yang pernah berjaya di masa mudanya. Sukarna merupakan peraih medali perunggu cabang lempar lembing di Asian Games 1958 di Jepang. Surya Lesmana merupakan mantan pesepakbola top yang pernah wara-wiri di tim "Merah Putih" era 1963-1972. Prestasinya antara lain, juara Merdeka Games tahun 1968, Kings Cup di Bangkok tahun 1969 serta Lions Cup di Singapura pada tahun 1970. Budi Setiawan pun pernah mengharumkan bangsa di luar negeri. Dia tercatat sebagai juara dunia tae kwon ...

Capello

Dari banyak pelatih sepakbola ngetop di dunia ini, Fabio Capello mungkin layak disebut sosok yang paling kontroversial. Biar banyak menuai kecaman, dia tetaplah pelatih hebat dengan segudang prestasi

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...