Langsung ke konten utama

The Kite Runner

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Khaled Hosseini
Ini novel kedua Khaled Hosseini yang gue baca. Padahal yang betul, The Kite Runner keluar terlebih dahulu dibandingkan A Thousand Splendid Suns. Sama seperti sebelumnya, The Kite Runner sama menyentuhnya, sama detailnya, dan sama istimewanya.

Novel ini bercerita mengenai Amir dan Hassan, dua lelaki yang dibesarkan di sebuah rumah di Kabul. Amir diceritakan sebagai anak orang kaya yang berperasaan halus dan sangat menyukai sastra. Hassan adalah anak pelayan yang pemberani dan loyal.

Persahabatan mereka berlangsung bertahun-tahun dengan bahagia. Puncak kebahagiaan mereka adalah ketika Amir memenangkan turnamen layang-layang tahunan di kota Kabul. Ironisnya, pada hari yang sama sebuah peristiwa memilukan menimpa Hassan dan mengubah persahabatan mereka selamanya.

Amir “menendang” Hassan dan ayahnya, pelayan keluarga Amir selama berpuluh-puluh tahun, keluar dari rumahnya. Namun tindakan lelaki 13 tahun itu telah membuatnya tidak hanya kehilangan sahabat sejatinya tapi juga merenggut kebahagiaannya. Baru pada usia 36 tahun, Amir berkesempatan untuk menghilangkan bayang-bayang kelam yang kerap menggelayutinya pascakepergian Hassan. Berhasilkah?

Di atas kereta api dari Solo menuju Jakarta, gue menangis tersedu-sedu membaca lembar-lembar pertama novel ini. Untung ketika itu waktu menunjuk dini hari. Momen paling menyentuh adalah ketika terjadi perpisahan Amir dengan Hassan.

Tapi jika harus membandingkan, kok, sepertinya gue lebih menyukai novel kedua Hosseini, ya. Mungkin karena ceritanya yang mengangkat nasib perempuan, sementara kalau di Kite Runner yang menjadi sentral adalah laki-laki.

Mungkin juga karena di novel kedua, pemaparan mengenai kondisi Kabul, dan Afghanistan, masa-masa perang begitu gamblang. Jadi bisa sekalian belajar sejarah. Kalau di Kite Runner, banyak pula cerita mengenai kehidupan Amir di AS.

Anyway, terlepas dari hal-hal tersebut, gue menyukai novel pertama Hosseini karena pesannya. Tentang sahabat sejati yang tidak ternilai harganya. Baca, deh, dan lo akan tahu maksud gue :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Taman Nasional Baluran, Merasakan Afrika di Timur Pulau Jawa

Apa yang terlintas di pikiranmu jika mendengar kata padang savana?   Rerumputan? Afrika? hewan liar? Ya, semuanya tidak salah. Tapi nggak perlu jauh-jauh ke Afrika kalau mau lihat rerumputan dan hewan liar, cukup ke Taman Nasional Baluran saja.  TN Baluran terletak di antara Banyuwangi dan Situbondo. Lokasinya sangat mudah dicapai dengan peta, namun hati-hati terlewat ya. Karena hanya ada satu gerbang untuk masuk-keluar di TN Baluran. Lokasi wisata ini dibuka pagi mulai pukul 07.30-16.00 sore saja. Untuk masuk ke kawasan pengunjung hanya dikenakan biaya Rp 16.500/ orang (hari biasa) dan Rp Rp 10.000/ mobil. Namun jika kamu datang pas hari libur, tiketnya menjadi Rp 18.500/ orang.  Apa saja yang bisa dilihat?  Padang savana, yang terkenal sebagai spot foto adalah Savana Bengkol. Julukan TN Baluran sebagai Little Africa of Java paling kerasa hype di spot ini.  Pantai, yang terkenal adalah Pantai Bama. Di sini pasirnya putih dan banyak tempat buat ngaso dan, tentu ...

Tentang Undangan

Dua tahun terakhir, gue lumayan akrab sama yang namanya undangan pernikahan. Sampai pertengahan bulan Januari ini saja, misalnya, gue sudah menghadiri dua dari empat undangan pernikahan. Dari keempatnya, dua diantaranya ada undangannya. Atas nama ayah, sih, jadi adiknya eyang dan tante tetangga rumah itu mengirimkan undangan. Dulu, tanda kita diundang ke suatu acara adalah menerima undangannya. Biasanya dikirim lewat pos. Tapi sekarang jaman sudah beda. Tempo hari itu, teman gue yang satu ngundang via SMS, sementara yang lain ngundang lewat milis. Kalau dipikir-pikir kayaknya lebih banyak undangan pernikahan yang gue terima lewat SMS, milis, atau dari mulut ke mulut. “Mel, datang yah ke resepsi pernikahan kami hari A di B jam C, ditunggu kedatangannya, anu dan anu,” begitu petikan salah satu undangan pernikahan yang gue terima via SMS. Kalau dari milis atau e-mail biasanya scan -an undangan sebenernya. Kadang sampai sama foto-foto yang ada di undangan (kalau ada) dan denah lokasi...

He's Just Not That Into You

Rating: ★★★ Category: Movies Genre: Romantic Comedy Setelah "digempur" dengan berbagai film nggak masuk akal, animasi, sampe genre males banget deh (baca: horor) akhirnya ada genre komedi romantis yang masuk bioskop. It's time to talk about love, baby ;-) Gigi adalah seorang gadis manis di pertengahan 20-an tahun yang sedang mencari cinta. petualangannya kerap gagal, karena salah menginterpretasi sinyal dari para lelaki. Namun sebuah kegagalan mempertemukannya dengan Alex, seorang pemilik bar yang dianggap Gigi expert dalam hal menginterpretasi sinyal cinta dari lelaki. Di kantor, Gigi berteman dengan Janine dan Beth. Janine adalah tipikal istri setia dengan suami yang super ganteng. Namun Janine menghadapi situasi dimana suaminya berselingkuh dan menyembunyikan kebiasaan lama yang sangat dibenci Janine. Sementara Beth adalah perempuan yang sudah tujuh tahun lebih menjalin hubungan dengan Neil. Sayang, Neil tidak kunjung melamarnya. Beth semakin resah setelah dia dilan...