Langsung ke konten utama

Wednesday Slow Machine

dari semua hari yang ada dalam seminggu, rabu adalah yang paling gue senengin... what? pasti orang-orang pada bingung...

ga ada alasan yang spesial sih, tapi sepanjang hari rabu gue dijamin terhibur karena ada satu acara yang "tayang" di hari itu....

apaan tuch? hehehe, buat para penikmat radio pasti dah tau jawabnya, tapi kalo yang ga pernah dengar radio pasti ga tau...

yap, hari rabu adalah waktunya "wednesday slow machine"... ini adalah satu program andalannya radio KIS 95,1 yang khusus muterin lagu-lagu mellow/sendu/sedih/menyayat hati seeeepanjaaang hari....yap, sepanjang hari!

buat yang ga demen lagu mellow dijamin mual ngedengerin program ini, but untuk kamu pecinta lagu mellow, program ini dijamin pas buat didengerin seharian hehehe

i love love love wednesday slow machine... gara-gara temenkoe yang namanya tania! neng yang satu ini yang memperkenalkan alat bernama rabu selow itu

gue lupa tepatnya kapan dan dimana tancuy mengenalkan gue sama si rabu, tapi sejak itu melly loves wednesday slow machine!

gue inget suatu hari gue, tania dan diana *ini satu lagi mahluk manis penyuka rabu selow* bertekad ngendon di kosan diana seharian untuk ngedengerin ni program demi meredakan patah hati yang ketika itu sedang melanda

eh yang ada kita malah melow seharian, menangis darah *hiperbolis.com* plus menggaruk-garuk bantal *huahahahahaha lucu deh kalo nginget yang satu itu, untungnya sekarang udah ga kaya gitu lagi, nga persis tapi mellow sih teutepp...

eniwey, wednesday slow machine adalah hiburan yang murah meriah buat gue...trims buat seluruh penyiar KIS *yang gue ga apal nama-namanya sampe sekarang mesti sering dengerin tiap Rabu*

karena udah muterin "one last cry", "you", "together forever", "i finally found someone", "i can't smile without you" dan lain lain setiap minggu

you and i...
will never say goodbye...
you'll never even wonder why...
you and i will always be...
together forever...
love...

Komentar

  1. padahal rabu hari yang paling bete lho.. soalnya pas tengah-tengah minggu getho.. uang makan minggu lalu udah mo abis, eh uang makan minggu ini masih jauuuuh di ujung sana. friday seems so faaar away :p

    tapi soal Wednesday Slow Machine (WSM), gw jadi inget CD WSM temen gw yang gue ilangin. Aduuh, sori ya Ris.

    BalasHapus
  2. wednesday slow machine emang paling cihui, hari paling bete bisa diubah jadi paling nyenengin :)

    BalasHapus
  3. ini tulisan yang paling menyentuh dari melly. gue pikir anaknya gak punya sifat mellownya.. jadi penasaran pengen denger WSM

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Mantan Atlet

Kalau ngliat nasib mantan atlet di Indonesia, suka prihatin. Gimana nggak? Baca ini deh. Nasib Mantan Atlet Dahulu Jaya, Kini Merana Meliyanti Setyorini - detiksport Sukarna (Detiksport/Meliyanti) Jakarta - Wajar jika atlet tidak menjadi profesi yang populer di Indonesia. Bagaimana tidak jika profesi ini tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Untung pemerintah sudah mulai peduli. Sukarna, Surya Lesmana, Budi Kurniawan dan Nico Thomas adalah para mantan atlet yang pernah berjaya di masa mudanya. Sukarna merupakan peraih medali perunggu cabang lempar lembing di Asian Games 1958 di Jepang. Surya Lesmana merupakan mantan pesepakbola top yang pernah wara-wiri di tim "Merah Putih" era 1963-1972. Prestasinya antara lain, juara Merdeka Games tahun 1968, Kings Cup di Bangkok tahun 1969 serta Lions Cup di Singapura pada tahun 1970. Budi Setiawan pun pernah mengharumkan bangsa di luar negeri. Dia tercatat sebagai juara dunia tae kwon ...

Capello

Dari banyak pelatih sepakbola ngetop di dunia ini, Fabio Capello mungkin layak disebut sosok yang paling kontroversial. Biar banyak menuai kecaman, dia tetaplah pelatih hebat dengan segudang prestasi

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...