Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2006

From Sequel to Prequel

Pernah nonton Starwars episode 1? Atau Batman Begins? Atau, yang teranyar, Casino Royale? Apa persamaan dari ketiganya? Yup, mereka sama-sama berbentuk prequel. Entah apa definsi yang tepat untuk menjelaskan istilah itu tapi kalau dalam bahasa gue artinya kira-kira awal dari cerita. Dulu, orang mungkin lebih familiar dengan sequel alias lanjutan. Contohnya ada Scream (1 sampai 3) atau I Know What You Did Last Summer. Sequel intinya melanjutkan yang terjadi di film pertama. Tapi semenjak Starwars Eps 1 keluar entah kenapa banyak banget film-film prequal yang ‘tiba-tiba’ aja luncur. Sebelum Casino Royale yang gue tonton hari Sabtu kemarin bersama Tim Malam Minggu, setidaknya ada Batman Begins yang juga mengaku sebagai prequel. Dan setelah nonton Casino Royale, gue harus bilang kalau prequel ternyata bukan cuma film yang dibuat2 supaya ada, tapi emang penting untuk ada. Gue bukan penggemar film-film James Bond. Meski begitu gue familiar betul dengan image Bond selama in...

3 Reasons

Gue bukan movie buff, tapi kalau yang main adalah aktor favorit, gue pasti berusaha untuk nonton filmnya. Dari banyak aktor yang ada di dunia ini ada tiga orang yang membuat gue rela mengeluarkan effort buat nonton film mereka. Tiga orang yang jadi alasan gue suka nonton film adalah Keanu Reeves, Tom Hanks, dan Nicholas Cage. ‘Perkenalan’ gue dengan Keanu terjadi tahun 1990-an. Waktu itu namanya baru booming gara-gara film Speed yang kesohor itu. Kalau dihitung-hitung mungkin ada lebih lima kali gue nonton Speed. Tapi tiap kali habis nonton, gue nggak pernah bosen dengan Keanu. Gentlemen yang ganteng dan gagah itu pun jadi sosok cowok ideal yang gue impi-impikan hadir di kehidupan nyata. Saking sukanya sama Keanu dulu gue bahkan doyan mengkliping segala hal soal dirinya. Puncaknya, waktu Mas Yoyok ke Australia gue dapet oleh-oleh majalah-semi-biografi Keanu yang bercerita soal dia dari masih kecil sampai sukses gara-gara Speed. Oleh-oleh yang istimewa itu masih gue simpe...

Being a Gentleman: Is it Hard?

Kata tokoh Adam di film 'Blast from The Past', gentlemen adalah ‘orang-orang yang mampu membuat orang di sekitarnya nyaman’, Adam di film tersebut me-refer pernyataannya untuk seorang tokoh gay di film tersebut. Jadi, meski gay, ia pantas disebut gentlemen karena sikapnya yang begitu menyenangkan Di kehidupan nyata, apalagi di Jakarta, cukup sulit menemukan gentlemen seperti definisi Adam. Contoh gampangnya kalau kita naik kendaraan umum saja. Nggak jarang di kendaraan umum gue ngliat betapa banyak banget orang (laki-laki, anak muda) yang sulit sekali memberikan tempat duduk untuk orang tua, ibu hamil, perempuan bawa anak, atau golongan lain yang semestinya dapat duduk. Tapi di suatu pagi gue menemukan seorang gentlemen dalam diri seorang ibu paruh baya. Kopaja yang biasa gue tumpangi dari Cilandak ke kantor pagi itu cukup padat, but I’m lucky to find a gentlemen that offered me a seat. Beberapa meter kemudian si gentlemen itu kemudian dapat tempat duduk lagi, dan ia duduk,...