Langsung ke konten utama

All You Need Is Love

Begitu bunyi status gue di YM dua hari terakhir ini. Selain karena sedang senang dengerin album The Beatles, Love, terutama lagu yang satu itu, juga karena gue sedang butuh suntikan semangat. Kebetulan moral of the story lagu ini lagi cocok buat gue.

Let's make it short. Gue lagi nggak semangat kerja. Lagi sering merasa kesepian. Lagi kehilangan orientasi. Lagi mengalami mood yang kurang baik. Tapi kata John Lennon:

There's nothing you can do that can't be done
It's easy
All you need is love


Ketika lo malas ngantor, all you need is love (terhadap pekerjaan, karena  nggak semua orang seberuntung lo punya pekerjaan)
Ketika lo serumah dengan orang tua yang akhir2 ini makin demanding, all you need is love (kepada orang tua yang udah membentuk lo menjadi manusia yang seperti sekarang)
Ketika lo mulai lelah menunggu Adam Webber pop-up di hadapan lo, all you need is love (kepada Tuhan YME karena telah memberikan banyak sekali anugerah per detiknya)
Ketika lo merasa kesepian, all you need is love (kepada teman2 lo karena telah menjadi "tempat" berbagi tawa dan tangis)

Ini sebetulnya tulisan for turn-on my mood. Tapi semoga juga bermanfaat buat yang baca.

Komentar

  1. hhmmm....lagi samaan euuyy moodnya.....makasih ya..dah nyemangatin lagi....>_<

    BalasHapus
  2. Emang lagi ngapain mbak, kok perlu disemangatin dengan lagu ini

    BalasHapus
  3. ah elo cuy.... gak semangat mulu...hihihihihi.... jalan2 cuy, semangat lo akan nambah..tapi tabungan lo akan berkurang..heheheh... *all u need is money.. ;p

    BalasHapus
  4. abis itu disambung ama lagu Twist n Shout ya Mel...! :D

    "..Well, shake it up baby now
    Shake it up baby
    Twist and shout
    Twist and shout
    Come on, come on, come on,
    come on baby, now
    Come on baby
    Come on and work it on out...."

    - Jabat Erat n tetep semangat ya! -

    BalasHapus
  5. @ indocalita: syukurlah kalo bermanfaat
    @ dmo: lagi nggak ngapa2in, mas, mangkanya perlu disemangati supaya ngapai2n lagi :)
    @ iyang: you know me, gue kan moody berat, tapi anehnya kalo gue lagi riang gembira gak ada ide nulis, so, yang lo baca yang gak semangat melulu, deh :D
    @ ongkopitu: oke deh! hehehe

    BalasHapus
  6. semoga mood-nya sekarang udah ok lagi ya mel!
    kalo blom, maen ke plembang sini aja hehehe

    BalasHapus
  7. hehehe udah baik kok jeng eka, kalo gue ke palembang anterin maen ke sungai musi, ya, dulu pernah "berlayar" dengan perahu nelayan hihihi......

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Mantan Atlet

Kalau ngliat nasib mantan atlet di Indonesia, suka prihatin. Gimana nggak? Baca ini deh. Nasib Mantan Atlet Dahulu Jaya, Kini Merana Meliyanti Setyorini - detiksport Sukarna (Detiksport/Meliyanti) Jakarta - Wajar jika atlet tidak menjadi profesi yang populer di Indonesia. Bagaimana tidak jika profesi ini tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Untung pemerintah sudah mulai peduli. Sukarna, Surya Lesmana, Budi Kurniawan dan Nico Thomas adalah para mantan atlet yang pernah berjaya di masa mudanya. Sukarna merupakan peraih medali perunggu cabang lempar lembing di Asian Games 1958 di Jepang. Surya Lesmana merupakan mantan pesepakbola top yang pernah wara-wiri di tim "Merah Putih" era 1963-1972. Prestasinya antara lain, juara Merdeka Games tahun 1968, Kings Cup di Bangkok tahun 1969 serta Lions Cup di Singapura pada tahun 1970. Budi Setiawan pun pernah mengharumkan bangsa di luar negeri. Dia tercatat sebagai juara dunia tae kwon ...

Capello

Dari banyak pelatih sepakbola ngetop di dunia ini, Fabio Capello mungkin layak disebut sosok yang paling kontroversial. Biar banyak menuai kecaman, dia tetaplah pelatih hebat dengan segudang prestasi

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...