Langsung ke konten utama

A Thousand Splendid Suns

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Khaled Hosseini
Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku.

Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu.

Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih.

Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara orang tua yang sangat mengasihinya dan sahabat tercintanya, Tariq. Namun perang yang berkepanjangan memaksa Laila terpisah dengan orang-orang terkasihnya dan nyaris merenggut impian masa kecilnya.

Di Kabul, dua perempuan dari generasi dan latar belakang berbeda tersebut tinggal dan menanggung derita sebagai istri-istri Rasheed. Namun di tengah berbagai tragedi, siksaan berkepanjangan dari suami dan perang, Mariam dan Laila saling membantu menciptakan suka dalam duka mereka.

Waktu ada di toko buku hari itu sebetulnya gue hampir membeli Kite Runner, novel pertamanya Khaled Hosseini. Tapi karena tema gue memilih untuk langsung membaca novel keduanya. Kayaknya, sih, pilihan gue nggak salah.

Novel ini semakin menguatkan pendapat gue bahwa perempuan adalah mahluk luar biasa yang, di tengah tragedi sekalipun, selalu punya cara untuk menemukan kebahagiaan nggak hanya buat dirinya sendiri tapi juga buat orang-orang terkasihnya. Dalam novel ini Laila mengenalkan pada Mariam makna cinta tanpa pamrih. Atas pertolongan Mariam, Laila mewujudkan impian masa kecilnya.

Dari novel ini gue belajar sejarah negeri yang sebelumnya kurang gue kenal. Manis pahitnya kondisi Afghan pada masa kepemimpinan Najibullah, perang antar faksi Mujahidin, kepemimpinan Taliban sampai era pasca penyerbuan AS diceritakan secara gamblang oleh Hosseini. Belajar melalui media kayak gini lebih efektif ketimbang membaca diktat-diktat tebal yang membosankan.

Gue pernah sangat menggemari chick lit. Tapi kayaknya setelah membaca novel ini gue akan lebih sering membaca karya-karya yang lebih berisi dan bermakna.

Komentar

  1. hihihi, melly :) hayo hunting buku bareng...

    BalasHapus
  2. wah mel, thanks reviewnya, bolak balik mau cari buku ini tapi ragu2, apa iya gw suka, karena biasanya yang dibilang orang bagus, malah gak menarik buat gw

    BalasHapus
  3. hehe mari, bu, tapi sekarang gue lagi baca laskar pelangi, nggak abis2, bo! ;p agak ngebosenin ceritanya huhuhu

    BalasHapus
  4. yah, emang selera orang beda2, sih, va, chick lit seri terakhir shopaholic yang lo kasih rating satu bintang aja gue kasih tiga bintang :))

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batik Is All Around

Hari Jum'at ini nggak biasa bagi beberapa orang teman gue. Dan semua berhubungan dengan batik. Kemarin malam, seorang teman bela-belain minjem baju batik ke teman yang lain karena batik miliknya sobek. Padahal dari hari sebelumnya batik itu disiapkan untuk hari ini. Yang lain, berusaha matching dengan batik motif Pekalongannya dengan memakai boxer bercorak batik! (no kidding :p) Yang lain, ada yang pasang status YM "silahkan masuk, pengantennya di dalem". Alasannya nggak lain karena seisi ruangan seakan kompak berbatik rapi seperti orang mau kondangan :D. Tadi pagi, seseorang SMS gue dan mengingatkan "jangan lupa pakai batik ya hari ini." Ada banyak teman gue hari ini yang rela berbatik walau biasanya paling enggan berbaju rapi. Demi hari ini, banyak yang rela menanggalkan pakaian kebesarannya ke kantor (baca: jeans dan t-shirt). Ada apa sih? Nggak lain karena hari ini, 2 Oktober 2009, batik akan dikukuhkan sebagai warisan budaya asal Indonesia. Sebelumnya, Pres...

Football (Was) Fun

Lagi pengen mengingat-ingat nih... 1. Ingat-ingat pertama kali menyukai sepakbola.. dulu.. kelas dua smp.. pas piala dunia 1994 di Amrik.. gara-gara nitya.. temen gue yang paling tomboy.. promosinya gini: "nonton bola deh, itali, pemainnya cakep-cakep!" hahaha that final words was the key words.. and it works.. the first time i saw it, im lovin it instantly.. mau tau my first love? pemain itali nomor 8 bernama dino baggio! whoaa.. gara-gara diye hampir tiap akhir pekan gue mantengin sepakbola.. yang ditonton? apalagi kalau bukan liga italia di rcti.. yang dibela? apalagi kalo bukan AC Parma.. masih gara-gara piala dunia, gue mantengin yang namanya liga champions di tahun berikutnya... gak semaniak liga italia sih karena yang main kan klub dari macem2 negara (yang gak semua pemainnya ganteng2 hehehe).. meski gak terlalu menikmati toh gue ngikutin sampe final karena AC Milan nyampe ke partai puncak itu.. 2. nah untuk pertama kalinya sepakbola mbikin perasaan gue gak kar...

Beri Gue Spoilers

Kalau merhatiin aktivitas mp-ers di multiply akhir-akhir ini, banyak deh judul yang menyertakan kata (benda, ya?) spoiler. Maklum, buku ketujuh Harry Potter yang memang buanyak sekali penggemarnya baru Sabtu lalu dilempar ke pasar. Tapi ini bukan mau ngomongin Harpot, tapi soal spoiler dan no-spoiler. Dulu, gue bingung dengan maksud kata itu. Apalagi kalau ada kalimat: Warning! contain spoilers! Emang ada apa dengan spoiler? Setelah membaca-baca banyak review orang, akhirnya taulah gue binatang apa itu spoiler. Ternyata banyak orang yang sebel bin keki kalau membaca review yang di dalemnya ada unsur membocorkan cerita. Tapi kalau gue sih nggak termasuk, karena gue malah selalu menantikan spoiler2 itu! Iya, kalau baca buku kadang sering gue langsung baca bab terakhir supaya tahu saja akhir ceritanya kayak apa. Kalau nonton film, gue hampir selalu baca review-nya dulu (yang ada spoilers-nya lebih baik) atau kalau enggak tanya sama yang udah nonton film yang mau gue tonton. Pokok...