Langsung ke konten utama

Dasar Pelupa

Padahal usia belum tua tapi kenapa gue sudah jadi pelupa ya? Berikut list kelupaan gue:

Beberapa hari yang lalu, pas lagi asyik nyetir, eh, baru kerasa kalo kaki gue gag pake sepatu! Maklum soalnya gue keseringan make sendal jepit yang lebih enak dipake nyetir. Tadinya nggak mau balik, tapi tiba-tiba kebayang satu lift sama bos hehe. Alhasil baliklah gue ke rumah.

Sebelumnya, gue pernah kelupaan bawa dompet! Untung kejadiannya masih di dekat rumah juga dan gue belum masuk ke dalam jalan tol.

Kejadian terakhir terjadi minggu lalu. Kali ini gue lupa bawa hape dan sarungnya. Ketinggalan hape sebetulnya nggak jadi masalah besar kalo aja di dalam sarungnya gue gag naro kunci laci meja kantor yang isinya laptop gue. Berhubung kunci ketinggalan, beserta serepnya catet, gue pun terpaksa minjem laptop kantor seharian itu. FYI itu adalah kejadian kedua.

Kejadian lupa paling parah adalah tahun lalu. Gue lupa bawa dompet dan baru nyadarnya pas mau bayar angkot! Kebayang nggak sih lo, musti meminta dikasihani sopir angkot yang sumpah jutek banget. Abis itu terpaksa nelpon orang di rumah buat nganterin dompet, sementara gue nunggu di pinggir jalan. Benar2 tak terlupakan.

Untuk benda, apalagi yang yang gue harus bawa sehari2, gue sering lupa, herannya kok gue jarang lupa meeting ya? Lupa ngantor apalagi. Dasar pelupa yang aneh!

Komentar

  1. Mmmmmm don't feel bad abaout that. Saya pernah pergi berdua sama istri waktu pulang sendiri. Lupa kalau tdai pergi sama istri

    BalasHapus
  2. huehehe tantenya pasti ngamuk tuh ditinggal... kalo sama orang saiyah, apalagi lagi pergi bareng, jarang lupa tapi kalo lupa nama orang mah sering :p

    BalasHapus
  3. Buru-buru muter balik. Untung dia gak tahu tadi sudah ditinggal

    BalasHapus
  4. untung kepala elo gak bisa di copot...
    bisa2 lupa bawa kepala ke kantor...hehehe
    :ngacir:

    BalasHapus
  5. Saya ini cukup dikenal pelupa di kantor. Sudah sering ada rekan kerja biasa ikut mobil saya kalau pulang kerja. Nah saya sering banget lupa kalau dia mau ikut. Jadi sudah di jalan baru ingat kalau belum ngajak dia di lantai bawah. Saking populernya sebagai pelupa maka dia selalu rajin menelpon saya jam 17 kurang bahwa dia mau ikut. Nah suatu hari seperti biasa dia nelpon mengingatkan dia mau ikut nebeng mobil. Saya mengiyakan. Dan juga bersama turun ke parkiran basement menuju mobil. Lalu pada saat itu saya baru ingat kalau hari itu gak bawa mobil karena mobil masuk bengkel ....

    BalasHapus
  6. @iyang: iya juga ya *ini sapa yang dudul sbenernya

    @om fmpx: hahaha klo udah nemu obat paling ampuh nyembuhin penyakit lupa kasi tau ya om :d

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Mantan Atlet

Kalau ngliat nasib mantan atlet di Indonesia, suka prihatin. Gimana nggak? Baca ini deh. Nasib Mantan Atlet Dahulu Jaya, Kini Merana Meliyanti Setyorini - detiksport Sukarna (Detiksport/Meliyanti) Jakarta - Wajar jika atlet tidak menjadi profesi yang populer di Indonesia. Bagaimana tidak jika profesi ini tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Untung pemerintah sudah mulai peduli. Sukarna, Surya Lesmana, Budi Kurniawan dan Nico Thomas adalah para mantan atlet yang pernah berjaya di masa mudanya. Sukarna merupakan peraih medali perunggu cabang lempar lembing di Asian Games 1958 di Jepang. Surya Lesmana merupakan mantan pesepakbola top yang pernah wara-wiri di tim "Merah Putih" era 1963-1972. Prestasinya antara lain, juara Merdeka Games tahun 1968, Kings Cup di Bangkok tahun 1969 serta Lions Cup di Singapura pada tahun 1970. Budi Setiawan pun pernah mengharumkan bangsa di luar negeri. Dia tercatat sebagai juara dunia tae kwon ...

Capello

Dari banyak pelatih sepakbola ngetop di dunia ini, Fabio Capello mungkin layak disebut sosok yang paling kontroversial. Biar banyak menuai kecaman, dia tetaplah pelatih hebat dengan segudang prestasi

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...