Langsung ke konten utama

Postingan

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...

Milestone

Dari Answer.com: [n] An important event, as in a person's career, the history of a nation, or the advancement of knowledge in a field; a turning point. Dari beberapa minggu terakhir, ada aja berita istimewa dari temen2 seangkatan gue. Di usia  27 tahun lebih, teman gue memutuskan resign dari pekerjaannya di ibukota dan pulang kampung untuk menyongsong masa depan bersama calon suaminya. Sahabat gue yang lain, akan menikah dua bulan kurang sedikit sebelum usianya menginjak 27 tahun. Sahabat gue lainnya, akan dianugerahi anak pertama beberapa bulan menjelang usia 28 tahun. Sekarang kandungan istrinya sudah menginjak bulan kelima. Gue? Tinggal beberapa jam sebelum menginjak usia 27 tahun, i'm still thinking real hard about my milestone. Hmm, mungkinkah ITU juga bisa disebut milestone? Yah, walau nggak sepenting punyanya temen2 gue. With or without a milestone, i will turn 27 tomorrow. Happy birthday, me :)

Jembatan Cinta

Menyebrang di depan kantor bukan pekerjaan mudah. Selain ada jalur-jalur busway, jalanan hampir selalu ramai dengan lalu-lalang kendaraan. Dan oleh karenanya ketika pulang kantor harus menyebrang maka gue memilih jembatan penyebrangan. Biar pegel dikit, yang penting aman Tapi entah kenapa walaupun penting keberadaannya jembatan penyebrangan di depan kantor itu sangat kurang nyaman. Gimana enggak, udah tinggi, gelap pulak. Satu lagi, fenomena yang baru gue perhatikan tadi malam, adalah banyaknya pasangan berpacaran di jembatan penyebrangan! Baru mo naik anak tangga pertama, mata gue langsung ngliat ada pasangan lagi mojok. Tadinya sih ngobrol tapi begitu gue lewat pada diem dan pura2 ngliat jalanan. “Ngapain pacaran di jembatan,” pikir gue. Eh, barusan gue ngomong gitu gue liat lagi pasangan kedua lagi mojok di shelter-nya jembatan penyebrangan yang sama. “Paan seh, neh,” pikir gue lagi. Belum selesai begitu gue mo turun di sebrang gue liat lagi dong sepasang perempuan dan lelaki lagi n...

Ketika Cinta Bertasbih II

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Kang Abik Baca buku ini dalam tempo dua hari waktu weekend kemarin. Lebih menarik daripada buku pertamanya! Highly recommended. Di akhir buku KCB I, diceritakan bahwa sang tokoh utama, Azzam, akhirnya pulang ke tanah air setelah sembilan tahun bekerja sambil belajar di Cairo. Hampir bersamaan dengan kepulangan Azzam, pulang juga Anna dan Furqan dari Mesir. Di Klaten, tanah kelahirannya, Azzam kembali dihadapkan pada perjuangan hidup yang lainnya, Jika di Cairo "banting tulang" mencari uang buat menghidupi keluarga, maka sekarang untuk mewujudkan kehidupan yang layak buat dirinya sendiri maupun keluarganya. Di antara itu, diceritakan pula usaha Azzam mencari pendamping hidup. Selain Azzam, KCB II juga masih banyak menceritakan perjalanan hidup Anna dan Furqan. Namun di KCB II kisah hidup Azzam lebih banyak mendapatkan porsi. Mangkanya gue seneng bacanya karena lebih fokus. Kang Abik kali ini juga berhasil men...

That's What Friends Are for

Kata Icha Rahmanti di chicklit "Beauty Case", bacalah testimonial Friendster jika kamu merasa butuh suntikan semangat. Gue bukannya lagi sedih, tapi inspirasi datang setelah kemarin ketemu Tania dan secara iseng melihat testimonial2 FS yang telah lalu. Begini testimonial Tancuy yang ditulis lebih tiga tahun yang lalu tentang gue: ""Pertama kali kesan gue waktu kenal dia di UI tuh anaknya kayaknya ringkih.. maklum, udah kurus, udah gitu pas awal masa orientasi ga muncul berhari-hari karena sakit.. jadi baru keliatan   batang idungnya pas udah mau selese masa orientasi 1 minggu.. hehehe! Trus, kita b2 pokonya selalu bersama2 ya cuy.. dimana ada melly, disitu biasanya ada tania.. Paling sejalan d dlm banyak hal; pola pikirnya, orientasi hidupnya, ampe seleranya baik dalam bidang olahraga, musik, maupun masalah lawan jenis.. hehehe! tempat asik untuk bercurhat2an dan bergalaunisasi, soalnya kita ga bakal ember ya cuy.. paling ketawa2 dan bsedih2 ria b2 ya.. hehehe! maka...

Konser Yang Lain: My Chemical Romance

Gue dapet tiket gratisan nonton konser My Chemical Romance, Kamis (31/1/2008). Supaya enggak bego-bego banget, apalagi gue harus nemenin pemenang kuis detikforum di konser tersebut, mulailah gue browsing di internet guna mencari tahu mahluk apakah itu MCR. Selain itu gue juga nyari referensi dari adik gue yang, ternyata, punya album pertamanya band asal New Jersey itu.   Dari satu album, gue sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa MCR adalah band jaman sekarang yang menjual musik yang memekakkan telinga dan tampang2 keren personilnya. Musiknya memang rock yang kenceng. Sedikit mengingatkan gue dengan Greenday jaman album Dookie, walau liriknya lebih vulgar mengutuk kehidupan.   Secara terakhir gue nonton konser kerennya Muse, maka di kepala ini mindset gue pun udah ke Matt Bellamy cs. Apalagi harga tiket festival-nya setali tiga uang. Tapi sejak menginjakkan kaki di dalem lokasi konser gue dah punya feeling konsernya gak bakal menyamai Muse. Herannya, tuw konser tiketnya sol...

Cerita Tahun Baru II

Perjalanan ke Bali betul2 menguras tenaga. Keretanya sih nggak ada masalah, tapi kebetean mulai muncul setelah nyampe Ketapang saat nyebrang ke Gilimanuk. Lo, tau kan gue paling sebel menunggu. Dan menunggu nyebrang aja ampe 2 jam! Feri yang lelet makan waktu 1 jam buat nyebrang! Belum lagi bus yang mampir sana mampir sini bikin total perjalanan dari Gilimanuk menuju Denpasar 4 jam! Udah kucel aja gue nyampe Denpasar. Untung begitu nyampe langsung dikasih makan, hehehe. Nama restonya Warung Mina. Makan ikan bakar. Enak. Makasih, ya, Risya (ditraktir mode on). Setelah makan, teman gue dan tunangannya itu ngajak ke Pantai Semawang di Sanur. Sambil nunggu nyokapnya Risya yang minta dijemput di “kantornya”, gue menikmati pantai yang jauh lebih sepi jika dibandingkan dengan Pantai Kuta itu. The atmosphere I like more. Beberapa aktivitas laut yang bisa dilakukan adalah Jetski dan kano. Di situ juga jual makanan. Salah satunya lumpia goreng. Lumpianya enak, tapi bumbunya gue kurang doyan. Te...