Langsung ke konten utama

Postingan

From Sequel to Prequel

Pernah nonton Starwars episode 1? Atau Batman Begins? Atau, yang teranyar, Casino Royale? Apa persamaan dari ketiganya? Yup, mereka sama-sama berbentuk prequel. Entah apa definsi yang tepat untuk menjelaskan istilah itu tapi kalau dalam bahasa gue artinya kira-kira awal dari cerita. Dulu, orang mungkin lebih familiar dengan sequel alias lanjutan. Contohnya ada Scream (1 sampai 3) atau I Know What You Did Last Summer. Sequel intinya melanjutkan yang terjadi di film pertama. Tapi semenjak Starwars Eps 1 keluar entah kenapa banyak banget film-film prequal yang ‘tiba-tiba’ aja luncur. Sebelum Casino Royale yang gue tonton hari Sabtu kemarin bersama Tim Malam Minggu, setidaknya ada Batman Begins yang juga mengaku sebagai prequel. Dan setelah nonton Casino Royale, gue harus bilang kalau prequel ternyata bukan cuma film yang dibuat2 supaya ada, tapi emang penting untuk ada. Gue bukan penggemar film-film James Bond. Meski begitu gue familiar betul dengan image Bond selama in...

3 Reasons

Gue bukan movie buff, tapi kalau yang main adalah aktor favorit, gue pasti berusaha untuk nonton filmnya. Dari banyak aktor yang ada di dunia ini ada tiga orang yang membuat gue rela mengeluarkan effort buat nonton film mereka. Tiga orang yang jadi alasan gue suka nonton film adalah Keanu Reeves, Tom Hanks, dan Nicholas Cage. ‘Perkenalan’ gue dengan Keanu terjadi tahun 1990-an. Waktu itu namanya baru booming gara-gara film Speed yang kesohor itu. Kalau dihitung-hitung mungkin ada lebih lima kali gue nonton Speed. Tapi tiap kali habis nonton, gue nggak pernah bosen dengan Keanu. Gentlemen yang ganteng dan gagah itu pun jadi sosok cowok ideal yang gue impi-impikan hadir di kehidupan nyata. Saking sukanya sama Keanu dulu gue bahkan doyan mengkliping segala hal soal dirinya. Puncaknya, waktu Mas Yoyok ke Australia gue dapet oleh-oleh majalah-semi-biografi Keanu yang bercerita soal dia dari masih kecil sampai sukses gara-gara Speed. Oleh-oleh yang istimewa itu masih gue simpe...

Being a Gentleman: Is it Hard?

Kata tokoh Adam di film 'Blast from The Past', gentlemen adalah ‘orang-orang yang mampu membuat orang di sekitarnya nyaman’, Adam di film tersebut me-refer pernyataannya untuk seorang tokoh gay di film tersebut. Jadi, meski gay, ia pantas disebut gentlemen karena sikapnya yang begitu menyenangkan Di kehidupan nyata, apalagi di Jakarta, cukup sulit menemukan gentlemen seperti definisi Adam. Contoh gampangnya kalau kita naik kendaraan umum saja. Nggak jarang di kendaraan umum gue ngliat betapa banyak banget orang (laki-laki, anak muda) yang sulit sekali memberikan tempat duduk untuk orang tua, ibu hamil, perempuan bawa anak, atau golongan lain yang semestinya dapat duduk. Tapi di suatu pagi gue menemukan seorang gentlemen dalam diri seorang ibu paruh baya. Kopaja yang biasa gue tumpangi dari Cilandak ke kantor pagi itu cukup padat, but I’m lucky to find a gentlemen that offered me a seat. Beberapa meter kemudian si gentlemen itu kemudian dapat tempat duduk lagi, dan ia duduk,...

Tour de Asean: Singapore

Habis makan pagi di alang, saat check-in dari hotel, saat tau kita akhirnya akan menuju ke singapura, my heart is bouncing! yeah! tapi sebelum nyampe ke sana, kita kudu ngalamin pengalaman terbang yang paling mengerikan seumur-umur! kalau gue cuma pernah liat turbulance (di film2) kali itu gue ngalamin! jantung rasanya mau copot waktu pesawat gak stabil dan dua kali (!) mengurangi ketinggian scr mendadak, tp gue cuman bs berdoa dan pasrah, untungnya gak ada apa2an lagi sampe akhir…… abis ngalamin ‘a near death experience’ di atas pesawat *hiperbolisdotcom* kita sampe di LCC-T dengan selamat…. kita memang mau ‘transit’ di KL dulu sebelum ke s’pore… oh ya di terminal yang diperuntukkan buat pesawat2 murah itu kita berpisah dengan anti dan swasti yang mau stay di KL selama beberapa hari, sebelumnya di hari kedua di siem riep kita jg dah pisah sama mbak arum dan andam yang pulang ke indo duluan karena kesibukan masing2…. KL yang sekarang gue datengin masih sama dengan KL yang gue daten...

Tour de Asean: Cambodia

Abis dari thailand yang maha ramai perjalanan kami berlanjut ke kamboja. hmmm…. seperti orang lain pada umumnya waktu pertama kali tau kalau trip kita include kamboja gue langsung nanya sama mbak ana, "emang ada apaan di sana". well, check this one out… waktu masih menunjukkan sekitar 11 siang waktu kami mendarat di airport phnom penh, begitu sampe kesibukan langsung melanda kita, sibuk ngurus visa bo, udah gitu pake bayar pulak, udah gitu bayarnya pake dollar us pulak! buseeet…. tapi karena udah dapet peringatan sebelumnya gak kaget-kaget amat sih begitu nyampe sana, cuman agak bingung aja, ni negara apaan sih sampe gak punya mata uang sendiri….. eh tapi apa betulan gak punya? kebingungan gue terjawab setelah waktu gue makan siang gue dapet kembalian uang riel dari petugas hotel… tapi2 lho2 perasaan gue bayarnya pake dollar….. dan mbak luki saves the day "sama aja mel," katanya… "di sini 1 dollar sama dengan 4000 riel…. laku jg kok," jelas wartawan ko...

Tour de Asean: Thailand

Setelah cabut dari kota tua penang kita menuju ke bangkok, we’re heading the capital of entertainment in asean, kota yang dicintai banyak orang karena segalanya….. Bangkok here we come! di bangkok kita nginep di hotel bintang dua (kali) bernama mit paisarn… lagi2 supir taksi (di thailand tuk-tuk adalah motorcycle taxi hehe) yang punya jasa nunjukkin kita penginapan, pada awalnya kita merasa tertipu juga karena secara harga hotel itu punya harga lebih tinggi ketimbang hostel tp berhubung fasilitasnya lumayan dan letaknya strategis teman2 milih bertahan di sana.. karena nyampe di sana msh siang kita ngabisin hari buat ngliat keramaian di tourist area khao san dan beberapa wat  (temple alias candi alias wihara)…. khao san itu yaaa rame buanget, semirip kuta di bali lah,  gak keitung bule yang seliweran dan menuhin toko, cafe dan penginapan yang berjejer…. setelah keluar dari wilayah khao san, bersama empat teman seperjalanan kita menuju ke pusat kota, menuju bangunan2 berse...