Langsung ke konten utama

Silaturahmi dan Idul Fitri

Ada banyak banget hal yang gue sukai saat menjelang Idul Fitri. Selain ibadah-ibadah kayak puasa wajib dan shalat tarawih, yang juga kerasa asyiknya adalah silaturahmi dengan orang-orang.

Kedengaran sepele sih, tapi buat banyak orang pastilah Ramadhan jadi bulan silaturahmi dengan keluarga dan temans yang paling mantap.

Momen silaturahmi yang umum adalah buka puasa bersama. Buat gue, momen tersebut jadi momen paling sempurna buat menjalin hubungan yang terputus karena kesibukan masing-masing. Buka puasa bareng juga bisa menjadi momen untuk mempererat silaturahmi yang udah terjalin baik selama ini. Dengan buka puasa bareng gue jadi kabar terbaru si A, rencana si B, sampe gosip tentang si C. 

Istimewanya, ketika momen buka puasa bareng nggak sukses mempertemukan gue dengan orang-orang tersayang, Idul Fitri tetap punya cara untuk menjalin silaturahmi yang terputus. Caranya? Ya, lewat SMS.

Gue lupa dari kapan ya SMS jadi moda komunikasi yang paling gue (dan mungkin jutaan orang) senangi menjelang Idul Fitri. Padahal, dulu, andalan gue adalah kartu lebaran. Tapi sekarang kirim kartu lewat pos udah nggak praktis, kirim e-cards (kartu lebaran elektronik) juga sama – walau masih gue pake juga buat ngirim ucapan selamat ke temans yang tidak terjangkau lewat SMS atau temans/relasi yang nggak deket.

Anyway, back to SMS. Ada yang suka perhatiin nggak ada pengirim SMS yang suka menyertakan namanya di akhir ucapan Selamat Idul Fitri? Memang nggak semua orang begitu (mungkin karena yang dikirimi hanya yang dikenal aja), tapi ada banget temans yang ngirim SMS lebaran pake embel-embel, nggak cuma “gue”, tapi “gue dan dia” atau “gue, istri atau suami dan anak”.

Dan dari situlah gue tahu kabar terbaru teman-teman tersayang. Misalnya, gue jadi tahu nama putri kecilnya Adit (Rana), cewek terbarunya Ogie (Aline), calon istrinya Allpins (Tiny) sampe pangkat suaminya Alin (Letnan Satu Hendra). Idul Fitri memang momen paling menyenangkan sepanjang tahun.

So, biar telat, gue mau ngucapin selamat Idul Fitri 1428 H buat semuanya. Semoga ibadah di bulan Ramadhan bisa mengantarkan kita kembali ke fitrah. Dan semoga tahun depan masih ketemu Idul Fitri lagi. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Mantan Atlet

Kalau ngliat nasib mantan atlet di Indonesia, suka prihatin. Gimana nggak? Baca ini deh. Nasib Mantan Atlet Dahulu Jaya, Kini Merana Meliyanti Setyorini - detiksport Sukarna (Detiksport/Meliyanti) Jakarta - Wajar jika atlet tidak menjadi profesi yang populer di Indonesia. Bagaimana tidak jika profesi ini tidak menjanjikan masa depan yang cerah. Untung pemerintah sudah mulai peduli. Sukarna, Surya Lesmana, Budi Kurniawan dan Nico Thomas adalah para mantan atlet yang pernah berjaya di masa mudanya. Sukarna merupakan peraih medali perunggu cabang lempar lembing di Asian Games 1958 di Jepang. Surya Lesmana merupakan mantan pesepakbola top yang pernah wara-wiri di tim "Merah Putih" era 1963-1972. Prestasinya antara lain, juara Merdeka Games tahun 1968, Kings Cup di Bangkok tahun 1969 serta Lions Cup di Singapura pada tahun 1970. Budi Setiawan pun pernah mengharumkan bangsa di luar negeri. Dia tercatat sebagai juara dunia tae kwon ...

Capello

Dari banyak pelatih sepakbola ngetop di dunia ini, Fabio Capello mungkin layak disebut sosok yang paling kontroversial. Biar banyak menuai kecaman, dia tetaplah pelatih hebat dengan segudang prestasi

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...