Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

James Bond: Quantum of Solace

Rating: ★★★ Category: Movies Genre: Action & Adventure Setelah tertunda dua pekan akhirnya nonton film yang jadi omongan ini hari Kamis lalu. Kalau banyak review film memuji film kedua James Bond versi Daniel Craig ini, gue, kok, lebih menikmati film pertamanya, yah. Karena gue yakin sudah banyak pula yang nonton film ini, gue nggak mau berpanjang-panjang. Diceritakan Bond berusaha menguak misteri di balik pengkhianatan kekasihnya di film pertama, Vesper Lynd. Pencarian Bond ke Haiti membawanya kepada seorang pemilik LSM bernama Dominic Greene dan Camille Montes, kekasihnya. Perempuan cantik itu diam2 memanfaatkan Greene demi membalas dendam kesumat atas rekanannya, Jendral Medrano. Bersama Camille, Bond berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang selama ini dicarinya. Secara cerita biasa aja, nih. Cenderung nggak seru kata gue mah karena esensinya kok berkutat di balas dendam. It’s a bit cheesy I must say. Secara gambar lebih lumayan. Salut buat peng-edit-annya. Mengingatkan g...

Eagle Eye

Rating: ★★★★ Category: Movies Genre: Action & Adventure Salah satu film paling menarik yang gue tonton tahun ini. Mengangkat tema gila dengan visualisasi yang nggak kalah gila! A must seen one I must say. Film yang diproduseri oleh Steven Spielberg ini mengangkat tema intelijen tingkat tinggi dengan dua tokoh utama. Jerry Shaw hanyalah seorang teknisi di sebuah ”bengkel” reparasi mesin foto kopi di kota Chicago. Sementara di tempat lain Rachel Holloman menikmati hidupnya sebagai single parent sekaligus pengacara. Namun sebuah telpon misterius di suatu malam membuat hidup keduanya berubah diliputi rasa cemas dan ketakutan. Setelah dipertemukan telpon misterius itu mereka harus menjalani hidup selayaknya buronan. Kejar2an seru dengan FBI membawa mereka pada sebuah kenyataan, kerja intelijen tingkat tinggi yang mencengangkan. Secara tema boleh dibilang film ini bikin gue terkesima. Nggak kebayang kalo sampe teknologi intelijen seperti ARIA beneran kejadian. Ngebayangin hidup di sebua...

Cerita Kulineran di Solo

Ketika lo sedang merasa jenuh dengan pekerjaan, apa yang lo lakukan? Mencari pelarian tentu saja. Kalau untuk gue pelariannya nggak lain dan nggak bukan adalah pergi berlibur. Tapi secara kantong sedang cekak, gue harus memutar otak untuk mencari pelarian yang murah meriah namun menyenangkan. Pilihannya tentu saja mengunjungi kota dimana gue punya kerabat atau teman. That goes to Solo. Tanggal yang dipilih 16-18 Agustus yang lalu. Iya, ini kisah lama yang baru sempat gue tuturkan. Hehehe.  Kebetulan, gue telah mendapatkan teman seperjalanan. Kebetulan lagi, teman kita, Donny, berencana pulang kampung setelah kembali dari sekolah di Australia. Asyik, gue kan belum pernah ke Solo. Oleh karena itu, masih dengan semangat kantong cekak, gue pun menyanggupi ketika Ikhwan, mengajak berangkat naik kereta kelas bisnis. Lagi long weekend, kehabisan tiket, siapa sangka keberuntungan berpihak sama kita. Seorang pria separuh baya tiba-tiba menawarkan tiket kereta yang kelebihan karena salah seorang...

My Blueberry Nights

Rating: ★★★ Category: Movies Genre: Drama Perlu dua kali nonton DVD untuk memahami isi dari film yang dibintangi oleh Norah Jones dan Jude Law ini. In the end, I consider this movie as okay. Untuk pencinta film drama ni film recommended. Tapi yang bukan, mendingan jauh2, deh. Atau kek gue nonton lewat DVD. Film ini bercerita tentang Elizabeth yang kecewa berat setelah mengetahui dirinya diselingkuhi sang pacar. Di cafe nyaman seberang apartemen kekasihnya, berhari-hari Lizzie curhat dengan sang pemilik, Jeremy. Namun karena tak kunjung menemukan obat penawar rasa kecewanya, suatu hari Lizzie memutuskan untuk meninggalkan New York. Misinya adalah meninggalkan segala kenangan akan kekasihnya. Dalam perjalanannya ke beberapa kota Lizzie bertemu dengan beberapa sosok yang mengembalikan kepercayaannya pada cinta. Ada Arnie Copeland, polisi yang masih mencintai istrinya yang selingkuh. Ada Leslie, penjudi kelas berat, dan ayahnya yang sekarat. Scene favorit gue tentunya adalah obrolan ringan...

Laskar Pelangi

Rating: ★★★★ Category: Movies Genre: Drama Tiga bulan dan kurang dari 200 halaman, dari 494 halaman, novel Laskar Pelangi yang sanggup gue baca. Itu masih ditambah intermezzo dua novel dengan ketebalan “lumayan” yang gue tuntaskan duluan. Tapi setelah menonton filmnya di bioskop pada hari libur Lebaran itu, gue berhasil menuntaskan novelnya dalam tempo kurang dari 24 jam! Dahsyat juga kekuatan filmnya. Sedahsyat antusiasme orang2 yang membuat kaki ini lemas mengantri tiket pukul 2.30 siang untuk menonton pertunjukan pukul 7.45 malam! Tapi tak apalah, ‘coz this movie is a must seen one! Seperti novelnya, film besutan sutradara Riri Riza itu bercerita tentang anak2 melayu Belitong yang bersekolah di sekolah reyot bernama SD Muhammadiyah era 1970-an. 10 anak2 itu datang dari latar belakang keluarga serupa (baca: miskin), namun karakter yang berbeda-beda. Laskar Pelangi sendiri sebutan buat anak2 itu dari guru mereka, Bu Mus, karena kecintaan mereka pada fenomena alam yang bernama pelangi....

Situs Pertemanan

Setelah beberapa kali "nolak "undangan dari temen, akhirnya kemaren gue gabung di situs pertemanan terbaru yang namanya linkedin.com. Keknya situs yang satu itu agak beda dengan situs pertemanan yang sedang gue ikutin. Dan memang iya, sih, kalo dari penerwangan sementara, karakternya lebih serius dibandingkan yang lain. FYI aja, gue udah punya account Friendster, Multiply, Facebook, sampe Hi5. Ini aja gue dah nolakin request dari tagged.com. Buat temans yang ngundang, maaf, ya, empat account di situs jaringan pertemanan rasanya sudah jauh dari cukup :D Anyway, dari keempat situs pertemanan yang gue ikutin, kayaknya Multiply dan FS yang masih rajin gue tengokin. MP karena di sini gue bisa nulis, bisa narsis, bisa curhat karena nggak terlalu banyak juga temennya. Di sini gue bisa memilih sejauh mana privasi gue mo diumbar di internet. Walaupun bosen, gue masih mbukain FS karena dari situ gue bisa gampang ketemu temen2 lama. Trus salah satu fitur yang gue demenin adalah testimo...

The Kite Runner

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Ini novel kedua Khaled Hosseini yang gue baca. Padahal yang betul, The Kite Runner keluar terlebih dahulu dibandingkan A Thousand Splendid Suns. Sama seperti sebelumnya, The Kite Runner sama menyentuhnya, sama detailnya, dan sama istimewanya. Novel ini bercerita mengenai Amir dan Hassan, dua lelaki yang dibesarkan di sebuah rumah di Kabul. Amir diceritakan sebagai anak orang kaya yang berperasaan halus dan sangat menyukai sastra. Hassan adalah anak pelayan yang pemberani dan loyal. Persahabatan mereka berlangsung bertahun-tahun dengan bahagia. Puncak kebahagiaan mereka adalah ketika Amir memenangkan turnamen layang-layang tahunan di kota Kabul. Ironisnya, pada hari yang sama sebuah peristiwa memilukan menimpa Hassan dan mengubah persahabatan mereka selamanya. Amir “menendang” Hassan dan ayahnya, pelayan keluarga Amir selama berpuluh-puluh tahun, keluar dari rumahnya. Namun tindakan lelaki 13 tahun itu ...

Cerita Jeans Kesempitan

Sehari2, termasuk ke kantor, gue paling demen make celana jeans. Sangking seringnya, semua jeans gue sekarang udah belel warnanya. Tapi gue nggak sedang pengen ngomongin warna melainkan ukuran. Dari SMA sampe kerja setahun dua tahun pertama, kalo nggak salah, gue selalu make ukuran jeans paling kecil. Kalo ukurannya pake huruf, gue pake S. Kalo ukurannya nomer, biasa pake 26 atau 27. Itu aja kadang masih kegedean di beberapa tempat --biasanya pinggul.  Mangkanya dulu gue lumayan sering permak jeans di vermak lepis (wakakak, ntu bener tulisannya, lho :p). Mulai dari potong bawah doang karena kepanjangan sampe permak pinggul ke bawah. Abis paling enggak nyaman pake jeans kedodoran. Sekarang kayaknya kasus kedodoran gag bakal kejadian lagi, deh. Yang ada kesempitan. Iya nih, gue dibikin shocked ngliat jeans2 andalan gue satu per satu mulai gag bisa dipake. Yang nomor 27 itu dah gag muat segag muatnya. Yang biasa gue pake nih (nglirik bawah meja :D) harus dengan penuh perjuangan naikin re...

All You Need Is Love?

Lihat blog entry gue beberapa bulan lalu. Dan lihat sekarang gue menyertakan tanda tanya di belakang kalimat itu. Kondisi di salah satu wilayah kehidupan itu membuat gue mempertanyakan kalimat itu.   Satu demi satu teman gue meninggalkan kantor. K beberapa bulan yang lalu disusul A seminggu yang lalu. Mengutip kalimat seorang tokoh yang gue baca di Koran Sindo, ketika dia meninggalkan perusahaan karyawan bukan meninggalkan pekerjaannya, tapi dia meninggalkan atasannya.   Hmm, apakah betul? Gue nggak tahu. Tetapi ketika kamu sudah tidak berada di antara lingkungan atau pekerjaan yang membuat kamu nyaman, gue setuju pergi adalah solusi yang paling tepat.   So, is love is all we need? Kata seorang teman, dia akan pergi ketika kantor tidak mampu lagi menyediakan ruang untuknya berkembang. Lebih lima tahun merasakan suka dan duka dalam pekerjaannya pun tidak menjadi pertimbangan. Ketika sudah banyak syarat terabaikan, sorry, John, sorry Paul, tampaknya gue harus setuju ...

Serendipity (Lagi)

Alasan kenapa serendipity menjadi topik pekan ini bukan cuma karena pengalaman gue aja, tapi juga karena cerita di hari Minggu itu. Akhir pekan lalu ceritanya gue nemenin mama menghadiri manasik haji di Kuningan. Sampai siang menjelang hari itu biasa2 saja. Seusai waktu Sholat Dzuhur, mama kembali ke meja kami agak terlambat. Padahal perut udah keroncongan ngliat meja penuh makanan di ruangan sebelah. Datang2 dia langsung berteriak gembira. "Mbaak, sini kenalin teman mama yang sudah 30 tahun lebih nggak ketemu!". HAH? Perempuan setengah baya itu adalah teman sekolah mama waktu SMP di Batu Jajar (Jawa Barat). Katanya mama sudah kehilangan kontak dengan temannya itu sejak lulus2an SMP. Siapa sangka ketemunya lagi setelah sama2 tua dan sama2 mau naik haji. Setelah pertemuan itu banyak cerita pun meluncur dari bibir mama. Suami teman mama itu adalah kakak kelas mereka waktu SMP. Suami temannya itu adalah mantan pacarnya mama. Alhasil temannya itu pernah cemburu berat dan mu...

A Thousand Splendid Suns

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Khaled Hosseini Membaca hobi yang cukup lama gue tinggalkan karena lebih sibuk menonton film. A Thousand Splendid Suns adalah novel tebal pertama yang bikin gue akan kembali betah “berteman” dengan buku. Novel ini sebagian besar mengambil setting di Kabul, ibukota Afghanistan yang pernah porak-poranda karena konflik berkepanjangan. Oleh seorang penyair Afghan, Kabul digambarkan begitu indah. “Siapapun tidak akan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atapnya, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dindingnya,” kata Saib-e-Tabrizi. Namun bagi Mariam dan Laila, Kabul tidak selalu seindah itu. Mariam adalah seorang perempuan yang dihasilkan dari hubungan terlarang. Tidak mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya dan menerima pelecehan dari ibu kandungnya, Mariam nyaris menjadi perempuan yang tak mengenal cinta tanpa pamrih. Laila sebaliknya. Dia adalah perempuan enerjik yang besar diantara or...

Milestone

Dari Answer.com: [n] An important event, as in a person's career, the history of a nation, or the advancement of knowledge in a field; a turning point. Dari beberapa minggu terakhir, ada aja berita istimewa dari temen2 seangkatan gue. Di usia  27 tahun lebih, teman gue memutuskan resign dari pekerjaannya di ibukota dan pulang kampung untuk menyongsong masa depan bersama calon suaminya. Sahabat gue yang lain, akan menikah dua bulan kurang sedikit sebelum usianya menginjak 27 tahun. Sahabat gue lainnya, akan dianugerahi anak pertama beberapa bulan menjelang usia 28 tahun. Sekarang kandungan istrinya sudah menginjak bulan kelima. Gue? Tinggal beberapa jam sebelum menginjak usia 27 tahun, i'm still thinking real hard about my milestone. Hmm, mungkinkah ITU juga bisa disebut milestone? Yah, walau nggak sepenting punyanya temen2 gue. With or without a milestone, i will turn 27 tomorrow. Happy birthday, me :)

Jembatan Cinta

Menyebrang di depan kantor bukan pekerjaan mudah. Selain ada jalur-jalur busway, jalanan hampir selalu ramai dengan lalu-lalang kendaraan. Dan oleh karenanya ketika pulang kantor harus menyebrang maka gue memilih jembatan penyebrangan. Biar pegel dikit, yang penting aman Tapi entah kenapa walaupun penting keberadaannya jembatan penyebrangan di depan kantor itu sangat kurang nyaman. Gimana enggak, udah tinggi, gelap pulak. Satu lagi, fenomena yang baru gue perhatikan tadi malam, adalah banyaknya pasangan berpacaran di jembatan penyebrangan! Baru mo naik anak tangga pertama, mata gue langsung ngliat ada pasangan lagi mojok. Tadinya sih ngobrol tapi begitu gue lewat pada diem dan pura2 ngliat jalanan. “Ngapain pacaran di jembatan,” pikir gue. Eh, barusan gue ngomong gitu gue liat lagi pasangan kedua lagi mojok di shelter-nya jembatan penyebrangan yang sama. “Paan seh, neh,” pikir gue lagi. Belum selesai begitu gue mo turun di sebrang gue liat lagi dong sepasang perempuan dan lelaki lagi n...

Ketika Cinta Bertasbih II

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Literature & Fiction Author: Kang Abik Baca buku ini dalam tempo dua hari waktu weekend kemarin. Lebih menarik daripada buku pertamanya! Highly recommended. Di akhir buku KCB I, diceritakan bahwa sang tokoh utama, Azzam, akhirnya pulang ke tanah air setelah sembilan tahun bekerja sambil belajar di Cairo. Hampir bersamaan dengan kepulangan Azzam, pulang juga Anna dan Furqan dari Mesir. Di Klaten, tanah kelahirannya, Azzam kembali dihadapkan pada perjuangan hidup yang lainnya, Jika di Cairo "banting tulang" mencari uang buat menghidupi keluarga, maka sekarang untuk mewujudkan kehidupan yang layak buat dirinya sendiri maupun keluarganya. Di antara itu, diceritakan pula usaha Azzam mencari pendamping hidup. Selain Azzam, KCB II juga masih banyak menceritakan perjalanan hidup Anna dan Furqan. Namun di KCB II kisah hidup Azzam lebih banyak mendapatkan porsi. Mangkanya gue seneng bacanya karena lebih fokus. Kang Abik kali ini juga berhasil men...

That's What Friends Are for

Kata Icha Rahmanti di chicklit "Beauty Case", bacalah testimonial Friendster jika kamu merasa butuh suntikan semangat. Gue bukannya lagi sedih, tapi inspirasi datang setelah kemarin ketemu Tania dan secara iseng melihat testimonial2 FS yang telah lalu. Begini testimonial Tancuy yang ditulis lebih tiga tahun yang lalu tentang gue: ""Pertama kali kesan gue waktu kenal dia di UI tuh anaknya kayaknya ringkih.. maklum, udah kurus, udah gitu pas awal masa orientasi ga muncul berhari-hari karena sakit.. jadi baru keliatan   batang idungnya pas udah mau selese masa orientasi 1 minggu.. hehehe! Trus, kita b2 pokonya selalu bersama2 ya cuy.. dimana ada melly, disitu biasanya ada tania.. Paling sejalan d dlm banyak hal; pola pikirnya, orientasi hidupnya, ampe seleranya baik dalam bidang olahraga, musik, maupun masalah lawan jenis.. hehehe! tempat asik untuk bercurhat2an dan bergalaunisasi, soalnya kita ga bakal ember ya cuy.. paling ketawa2 dan bsedih2 ria b2 ya.. hehehe! maka...

Konser Yang Lain: My Chemical Romance

Gue dapet tiket gratisan nonton konser My Chemical Romance, Kamis (31/1/2008). Supaya enggak bego-bego banget, apalagi gue harus nemenin pemenang kuis detikforum di konser tersebut, mulailah gue browsing di internet guna mencari tahu mahluk apakah itu MCR. Selain itu gue juga nyari referensi dari adik gue yang, ternyata, punya album pertamanya band asal New Jersey itu.   Dari satu album, gue sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa MCR adalah band jaman sekarang yang menjual musik yang memekakkan telinga dan tampang2 keren personilnya. Musiknya memang rock yang kenceng. Sedikit mengingatkan gue dengan Greenday jaman album Dookie, walau liriknya lebih vulgar mengutuk kehidupan.   Secara terakhir gue nonton konser kerennya Muse, maka di kepala ini mindset gue pun udah ke Matt Bellamy cs. Apalagi harga tiket festival-nya setali tiga uang. Tapi sejak menginjakkan kaki di dalem lokasi konser gue dah punya feeling konsernya gak bakal menyamai Muse. Herannya, tuw konser tiketnya sol...

Cerita Tahun Baru II

Perjalanan ke Bali betul2 menguras tenaga. Keretanya sih nggak ada masalah, tapi kebetean mulai muncul setelah nyampe Ketapang saat nyebrang ke Gilimanuk. Lo, tau kan gue paling sebel menunggu. Dan menunggu nyebrang aja ampe 2 jam! Feri yang lelet makan waktu 1 jam buat nyebrang! Belum lagi bus yang mampir sana mampir sini bikin total perjalanan dari Gilimanuk menuju Denpasar 4 jam! Udah kucel aja gue nyampe Denpasar. Untung begitu nyampe langsung dikasih makan, hehehe. Nama restonya Warung Mina. Makan ikan bakar. Enak. Makasih, ya, Risya (ditraktir mode on). Setelah makan, teman gue dan tunangannya itu ngajak ke Pantai Semawang di Sanur. Sambil nunggu nyokapnya Risya yang minta dijemput di “kantornya”, gue menikmati pantai yang jauh lebih sepi jika dibandingkan dengan Pantai Kuta itu. The atmosphere I like more. Beberapa aktivitas laut yang bisa dilakukan adalah Jetski dan kano. Di situ juga jual makanan. Salah satunya lumpia goreng. Lumpianya enak, tapi bumbunya gue kurang doyan. Te...