Search This Blog

Tuesday, November 13, 2007

All You Need Is Love

Begitu bunyi status gue di YM dua hari terakhir ini. Selain karena sedang senang dengerin album The Beatles, Love, terutama lagu yang satu itu, juga karena gue sedang butuh suntikan semangat. Kebetulan moral of the story lagu ini lagi cocok buat gue.

Let's make it short. Gue lagi nggak semangat kerja. Lagi sering merasa kesepian. Lagi kehilangan orientasi. Lagi mengalami mood yang kurang baik. Tapi kata John Lennon:

There's nothing you can do that can't be done
It's easy
All you need is love


Ketika lo malas ngantor, all you need is love (terhadap pekerjaan, karena  nggak semua orang seberuntung lo punya pekerjaan)
Ketika lo serumah dengan orang tua yang akhir2 ini makin demanding, all you need is love (kepada orang tua yang udah membentuk lo menjadi manusia yang seperti sekarang)
Ketika lo mulai lelah menunggu Adam Webber pop-up di hadapan lo, all you need is love (kepada Tuhan YME karena telah memberikan banyak sekali anugerah per detiknya)
Ketika lo merasa kesepian, all you need is love (kepada teman2 lo karena telah menjadi "tempat" berbagi tawa dan tangis)

Ini sebetulnya tulisan for turn-on my mood. Tapi semoga juga bermanfaat buat yang baca

Wednesday, November 7, 2007

Wednesday Slow Machine

Gue sebetulnya udah pernah nulis soal ini di blog yang lain, tapi berhubung lagi dengerin lagi di radio jadi bahas lagi boleh ya?! hehehe...

Buat yang tinggal di Jakarta dsk, pasti udah nggak asing dengan program radio yang udah dari jaman baheula ada di KIS FM ini. Wednesday slow machine, dari nama programnya aja udah ketauan kalo program ini hanya muterin lagu2 selow di hari Rabu.

Dari jaman kuliah, ini udah jadi program radio favorit gue. Gara2nya dikenalin sama temen kuliah gue dulu, Tania. Dulu, sama Diana juga (inget gak, Di? :p), kita suka bermelow-melow ria di kosan Diana sambil dengerin ini program, sambil "karaokean". Hehehe, aneh memang, tapi menyenangkan. Bisa melepas stres juga, tuh.

Walaupun tiap Rabu lagu2 yang diputer nggak jauh dari semodel I Can't Smile Without You, Me Minus You Equals Blue, Lady, Feelin, dsb, tapi gue nggak bosen tuh. Emang dasar doyan aja lagu-lagu yang melow. Abis rata2 singable, alias gampang diingat dan dipraktekkan (baca: gampang buat dinyanyiin hehe).

Waktu gue menulis blog ini, penyiarnya KIS lagi muter salah satu lagu wajibnya WSM yang judulnya: "If You Walk Away". Ada yang tahu? Yuuks....

Monday, November 5, 2007

Stardust

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Akhirnya! Setelah berminggu-minggu nggak liat film yang bagus, neh, satu film yang menyenangkan dan menghibur. Highly recomended!

Dibintangi oleh Charlie Cox (sluuurp, ganteng banget, :P) dan Claire Danes, Stardust bercerita tentang pencarian cinta sejati seorang cowok bernama Tristan.

Tristan sebetulnya naksir berat sama cewek sekampungnya di Wall, Inggris, yang bernama Victoria. Namun sebuah janji yang dibuatnya pada cewek seksi itu justru membawanya pada sebuah perjalanan yang mempertemukannya dengan "bintang jatuh". Lho, kok bisa manusia kenalan sama "bintang jatuh"? Iya, soalnya benda yang satu ini berwujud seorang cewek yang memiliki hati secerah bintang (halah!).

Perjalanan Tristan menjadi seru karena si "bintang jatuh" itu memakai sebuah kalung yang memiliki kekuatan luar biasa (memberi kehidupan abadi dan kekuasaan tidak terbatas). Gara2 itu, dia dan Tristan diburu oleh seorang penyihir (yang diperankan dengan baik oleh Michelle Pfeifer) dan para pangeran haus kekuasaan dari negeri antah berantah bernama Stormhold.

Dalam perjalanan kembali ke Wall, Tristan juga bertemu dengan kapten Shakespeare (yang diperankan dengan briliaaan oleh Robert De Niro), pimpinan kapal pengumpul petir (kayak perompak di lautan tapi bedanya kapal ini beroperasi di awan). Kapten yang diceritakan punya rahasia terselubung itu pula yang menyadarkan Tristan akan cinta sejatinya yang sesungguhnya.

Well, secara tema cerita, Stardust ini mengingatkan gue dengan cerita2 dari negeri dongeng yang sering gue baca waktu masih kecil. Sounds picisan? Yaa, emang sih, rada, tapi karena dieksekusi dengan sangat baik gue merasa sangat terhibur --sama seperti saat gue membaca dongeng Putri Salju dan Cinderella.

Film ini minim efek yang njlimet, tapi, jangan khawatir, kekuatan ceritanya membuat film ini tetaplah sebuah film fantasi yang highly recomended. Apalagi didukung sama lokasi nya yang, asli, bikin gue juga jatuh cinta. Huaa, jadi pengen liat UK!

Warning aja buat yang nggak suka cerita yang berakhir happy ending mendingan nggak usah nonton film ini, dey, bisa kecewa berat. Sebaliknya, bagi pencinta cerita dari negeri dongeng, film ini harus ditonton. Beneran!