Skip to main content

Posts

The Curious Case of Benjamin Button

Rating: ★★★★ Category: Movies Genre: Drama SPOILER ALERT: Film ini berdurasi nyaris 3 jam (!) so disarankan untuk membawa cemilan dan minuman secukupnya sebelum menontonnya di bioskop. Tapi, walau berdurasi 180 menit, film ini nggak bikin ngantuk kok. Kenapa nggak bikin ngantuk? Pertama karena ceritanya yang cukup unik. Film ini berkisah tentang Benjamin Button, pria yang lahir dalam kondisi yang super duper ajaib. Ben tidak lahir selayaknya bayi pada umumnya, namun dengan paras dan kesehatan pria berusia 80 tahun yang terbungkus dalam sosok bayi. Karena keadaannya, ayahnya, yang seorang pengusaha kaya, membuangnya ke sebuah panti jompo. Ben pun dirawat oleh perempuan pekerja di panti bernama Queenie (beautiful name isn’t it?). Lahirnya ajaib, Ben pun mengalami pertumbuhan yang ajaib. Jika manusia pada umumnya menua, dia justru sebaliknya yakni memuda. Kondisinya tak pelak menimbulkan berbagai pengalaman unik termasuk dengan cinta sejatinya, Daisy. Film ini memang nggak bikin ngantuk,

Accidental Husband

Rating: ★★★ Category: Movies Genre: Romantic Comedy Puluhan chick lit dan drama komedi romantis, rupanya belum bikin gue bosan dengan tema menemukan belahan jiwa. Belum bosan juga seperti gue? Kalau gitu lo harus nonton Accidental Husband. Seperti judulnya, film yang dibintangi oleh Uma Thurman dan Jeffrey Dean Morgan ini bercerita mengenai pasangan Emma Lloyd dan Patrick Sullivan, yang berstatus suami-istri karena “kesalahan” sistem komputer yang mencatat data kependudukan. Berawal dari dusta dan benci, cinta tumbuh di hati Emma dan Patrick, justru di saat Emma tengah menghitung hari untuk menikah betulan dengan penerbit menawan bernama Robert Bratton. Jujur, alasan gue beli DVD ini selain dari tag line-nya yang mencolok adalah karena faktor CF, alias Colin Firth. Sayang, peran Mr. Darcy di film ini ternyata kurang menonjol. Sementara dua tokoh utamanya, Thurman dan Dean Morgan, gue nilai lumayan. Chemistry-nya setidaknya “terasa”. Itu penting banget untuk ukuran drama komedi romanti

James Bond: Quantum of Solace

Rating: ★★★ Category: Movies Genre: Action & Adventure Setelah tertunda dua pekan akhirnya nonton film yang jadi omongan ini hari Kamis lalu. Kalau banyak review film memuji film kedua James Bond versi Daniel Craig ini, gue, kok, lebih menikmati film pertamanya, yah. Karena gue yakin sudah banyak pula yang nonton film ini, gue nggak mau berpanjang-panjang. Diceritakan Bond berusaha menguak misteri di balik pengkhianatan kekasihnya di film pertama, Vesper Lynd. Pencarian Bond ke Haiti membawanya kepada seorang pemilik LSM bernama Dominic Greene dan Camille Montes, kekasihnya. Perempuan cantik itu diam2 memanfaatkan Greene demi membalas dendam kesumat atas rekanannya, Jendral Medrano. Bersama Camille, Bond berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang selama ini dicarinya. Secara cerita biasa aja, nih. Cenderung nggak seru kata gue mah karena esensinya kok berkutat di balas dendam. It’s a bit cheesy I must say. Secara gambar lebih lumayan. Salut buat peng-edit-annya. Mengingatkan g

Eagle Eye

Rating: ★★★★ Category: Movies Genre: Action & Adventure Salah satu film paling menarik yang gue tonton tahun ini. Mengangkat tema gila dengan visualisasi yang nggak kalah gila! A must seen one I must say. Film yang diproduseri oleh Steven Spielberg ini mengangkat tema intelijen tingkat tinggi dengan dua tokoh utama. Jerry Shaw hanyalah seorang teknisi di sebuah ”bengkel” reparasi mesin foto kopi di kota Chicago. Sementara di tempat lain Rachel Holloman menikmati hidupnya sebagai single parent sekaligus pengacara. Namun sebuah telpon misterius di suatu malam membuat hidup keduanya berubah diliputi rasa cemas dan ketakutan. Setelah dipertemukan telpon misterius itu mereka harus menjalani hidup selayaknya buronan. Kejar2an seru dengan FBI membawa mereka pada sebuah kenyataan, kerja intelijen tingkat tinggi yang mencengangkan. Secara tema boleh dibilang film ini bikin gue terkesima. Nggak kebayang kalo sampe teknologi intelijen seperti ARIA beneran kejadian. Ngebayangin hidup di sebua

Cerita Kulineran di Solo

Ketika lo sedang merasa jenuh dengan pekerjaan, apa yang lo lakukan? Mencari pelarian tentu saja. Kalau untuk gue pelariannya nggak lain dan nggak bukan adalah pergi berlibur. Tapi secara kantong sedang cekak, gue harus memutar otak untuk mencari pelarian yang murah meriah namun menyenangkan. Pilihannya tentu saja mengunjungi kota dimana gue punya kerabat atau teman. That goes to Solo. Tanggal yang dipilih 16-18 Agustus yang lalu. Iya, ini kisah lama yang baru sempat gue tuturkan. Hehehe.  Kebetulan, gue telah mendapatkan teman seperjalanan. Kebetulan lagi, teman kita, Donny, berencana pulang kampung setelah kembali dari sekolah di Australia. Asyik, gue kan belum pernah ke Solo. Oleh karena itu, masih dengan semangat kantong cekak, gue pun menyanggupi ketika Ikhwan, mengajak berangkat naik kereta kelas bisnis. Lagi long weekend, kehabisan tiket, siapa sangka keberuntungan berpihak sama kita. Seorang pria separuh baya tiba-tiba menawarkan tiket kereta yang kelebihan karena salah seorang

My Blueberry Nights

Rating: ★★★ Category: Movies Genre: Drama Perlu dua kali nonton DVD untuk memahami isi dari film yang dibintangi oleh Norah Jones dan Jude Law ini. In the end, I consider this movie as okay. Untuk pencinta film drama ni film recommended. Tapi yang bukan, mendingan jauh2, deh. Atau kek gue nonton lewat DVD. Film ini bercerita tentang Elizabeth yang kecewa berat setelah mengetahui dirinya diselingkuhi sang pacar. Di cafe nyaman seberang apartemen kekasihnya, berhari-hari Lizzie curhat dengan sang pemilik, Jeremy. Namun karena tak kunjung menemukan obat penawar rasa kecewanya, suatu hari Lizzie memutuskan untuk meninggalkan New York. Misinya adalah meninggalkan segala kenangan akan kekasihnya. Dalam perjalanannya ke beberapa kota Lizzie bertemu dengan beberapa sosok yang mengembalikan kepercayaannya pada cinta. Ada Arnie Copeland, polisi yang masih mencintai istrinya yang selingkuh. Ada Leslie, penjudi kelas berat, dan ayahnya yang sekarat. Scene favorit gue tentunya adalah obrolan ringan

Laskar Pelangi

Rating: ★★★★ Category: Movies Genre: Drama Tiga bulan dan kurang dari 200 halaman, dari 494 halaman, novel Laskar Pelangi yang sanggup gue baca. Itu masih ditambah intermezzo dua novel dengan ketebalan “lumayan” yang gue tuntaskan duluan. Tapi setelah menonton filmnya di bioskop pada hari libur Lebaran itu, gue berhasil menuntaskan novelnya dalam tempo kurang dari 24 jam! Dahsyat juga kekuatan filmnya. Sedahsyat antusiasme orang2 yang membuat kaki ini lemas mengantri tiket pukul 2.30 siang untuk menonton pertunjukan pukul 7.45 malam! Tapi tak apalah, ‘coz this movie is a must seen one! Seperti novelnya, film besutan sutradara Riri Riza itu bercerita tentang anak2 melayu Belitong yang bersekolah di sekolah reyot bernama SD Muhammadiyah era 1970-an. 10 anak2 itu datang dari latar belakang keluarga serupa (baca: miskin), namun karakter yang berbeda-beda. Laskar Pelangi sendiri sebutan buat anak2 itu dari guru mereka, Bu Mus, karena kecintaan mereka pada fenomena alam yang bernama pelangi.