Skip to main content

Susu Kopi Bervitamin

Dari jaman SD sampai hari ini gue masih demen minum susu. Kalau jaman SD sampai kuliah, susu "langganan" gue Dancow, sekarang gue minum susu kalsium.

Awalnya nyobain susu bermerk Hilo itu, jujur, karena iklan. Katanya semakin tua tulang2 di tubuh kita keropos, jadi antisipasinya harus minum susu berkalsium. Setelah survei (baca: nyobain beberapa merk), ibu akhirnya merekomendasikan susu yang iklannya sempat dibintangi rocker gaek Mpok Laila itu.

Kelebihan lainnya, susu merk ini ternyata cukup inovatif mengeluarkan varian rasanya. Dari yang rasanya standar kayak vanila dan coklat, beberapa bulan lalu gue mulai nyobain varian rasa pisang yang dikemas dalam bentuk cereal. Varian yang ini bahkan langsung jadi favorit gue karena enaaak (bukan iklan, lho).

Sementara varian rasa yang paling gue hindari, tapi herannya jadi favorit ibu, adalah kacang hijau. Oya, selain varian2 itu, masih ada rasa strawberry dan varian khusus seperti untuk remaja dan perempuan berjilbab (sampai hari ini gue masih gag paham hubungan jilbab dengan rasa, emangnya ngaruh?)

Nah, dua hari lalu secara nggak sengaja gue nemu lagi nih varian terbarunya susu merk ini. Namanya Javacinno Latte. Begitu ngliatnya gue langsung tertarik. Apalagi di kemasan ada tulisan mengandung vitamin B dan Kalsium, serta rendah lemak. Bisa gitu, ya? karena setahu gue kandungan kopi cuma kafein.

Anyway, tadi pagi akhirnya gue nyobain Javacinno Latte ini. Dan ternyata sodara2.... rasanya kek susu kopi aja! Mirip Dancow + kopi Kapal Api yang suka gue bikin kalau dulu lagi pengen begadang. Secara gue bukan penggemar kopi juga, kayaknya bakal balik lagi ke varian rasa coklat, deh.

Tapi kalau ada yang penasaran dengan susu bervitamin ini, sila dicari di supermarket terdekat (hehe, lagi2 bukan iklan).


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Batik Is All Around

Hari Jum'at ini nggak biasa bagi beberapa orang teman gue. Dan semua berhubungan dengan batik. Kemarin malam, seorang teman bela-belain minjem baju batik ke teman yang lain karena batik miliknya sobek. Padahal dari hari sebelumnya batik itu disiapkan untuk hari ini. Yang lain, berusaha matching dengan batik motif Pekalongannya dengan memakai boxer bercorak batik! (no kidding :p) Yang lain, ada yang pasang status YM "silahkan masuk, pengantennya di dalem". Alasannya nggak lain karena seisi ruangan seakan kompak berbatik rapi seperti orang mau kondangan :D. Tadi pagi, seseorang SMS gue dan mengingatkan "jangan lupa pakai batik ya hari ini." Ada banyak teman gue hari ini yang rela berbatik walau biasanya paling enggan berbaju rapi. Demi hari ini, banyak yang rela menanggalkan pakaian kebesarannya ke kantor (baca: jeans dan t-shirt). Ada apa sih? Nggak lain karena hari ini, 2 Oktober 2009, batik akan dikukuhkan sebagai warisan budaya asal Indonesia. Sebelumnya, Pres

Does Money Really Matters?

Pertanyaan ini pop-up di kepala gue setelah nonton film JIFFEST yang judulnya ‘machuca’… jadi ni film bercerita soal persahabatan dua pemuda berbeda kelas… si daniel (sebut saja begitu karena gue lupa namanya =D) yang anak pengusaha kaya dengan pedro machuca si miskin anak tukang cuci… karena bersetting di santiago, chili, sekitar tahun 1960-an film ini nampilin perbedaan kelas yang sangat ekstrem, bahkan partai politik pun berafiliasi dengan kelas.. klo pilih partai A berarti kaum borjuis (orang kaya-maksudnya) sementara kalo pilih partai B berarti pro orang miskin… dan anak2 12 tahun seumuran pedro dan daniel udah tau itu sejak usia dini… mereka sempat nyuekin (si daniel main bareng di tepi sungai perumahan kumuh sementara pedro nyoba sepeda dan sepatu keds merk adidas yang sangat langka punya daniel) tapi keadaan mengalahkan persahabatan mereka… adegan paling ngenes terjadi menjelang akhir film…. waktu daniel ngdatengin perumahan kumuh tempat pedro tinggal, kebetulan lagi ada

Kala Hati Terketuk Si Pemilik Senyum Manis Berkerudung Merah

Pengalaman sebagai petugas haji tahun 2023 adalah pengalaman yang tak terbayangkan sebelumnya. Bahkan, ketika saya sudah menyesuaikan ekspektasi dari pengalaman rekan-rekan petugas haji dari instansi saya sebelumnya, realita tahun ini sungguh sangat berbeda. Baik secara fisik maupun spiritual. Salah satu pengalaman spiritual yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya itu hadir dari pemilik senyum manis berkerudung merah. Yang membedakan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya tentunya adalah tagline #HajiRamahLansia yang berlaku tahun ini. Tagline ini sudah jauh hari diberitahukan, sejak hari pertama bimbingan teknis yang saya ikuti secara hibrid: daring dan tatap-muka. Sejak hari pertama menjejakkan kaki di Makkahpun, tagline itu menjadi tak sekedar teori melainkan praktik. Kata melayani saya terjemahkan menjadi siap menomorsatukan kepentingan lansia yang ditemui selama musim haji 1444 Hijriah. 50 hari di Arab Saudi, saya merasa mendapatkan 1.000 pengalaman berharga. Tidak hanya dari se